Senin, 25 September 2017

Pergi ke Bazar (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day10)

September 25, 2017 0 Comments
Bismillah..

Sabtu ini rencananya ingin mengajak anak-anak untuk jalan-jalan. Tak perlu jauh-jauh... Cukup jalan ke bazar dekat rumah. Saya hanya membawa uang Rp. 20.000 dan saya katakan ke mereka bahwa nanti tak boleh membeli yang aneh-aneh.

Sebelumnya saya diskusikan kepada mereka apa yang mau dibeli karena uang yang ada terbatas. Mereka sepakat kalau akan membeli es krim dan 1 permainan. Oke.. Fix.

Sampai di tempat setelah membeli mainan, namanya juga anak-anak, meminta membeli yang lain. Mulai dari bermain mobil-mobilan, sampai minta dibelikan baju. Saya katakan bahwa uangnya terbatas. Setelah membeli es krim pilih satu permainan yang mau dibeli dan tidak lebih. Akhirnya mereka berdua memilih memancing. Jadi, pengeluaran untuk mereka masing-masing anak menghabiskan uang sebesar Rp. 8.000 dan total Rp. 16.000. Alhamdulillah bisa mengajari mereka hemat dan komitmen.

Jumat, 22 September 2017

Terharu (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day9)

September 22, 2017 0 Comments
Bismillah...

Semenjak saya mengajarkan menabung kepada Acap, setiap hari dia selalu membuka celengannya dan menghitung uangnya. Ia katakan kalau nanti uang itu akan dipakai untuk membeli mainan.

Sebenarnya hikmah lain dari menabung ini adalah dia belajar matematika, mengenal angka dan berhitung. Dilihatnya mata uang itu satu-persatu. Ditebaknya berapa angka tersebut. Setelah itu dihitung jumlah koin yang sudah dia simpan. Kemudian dimasukkan satu-persatu kembali ke dalam celengan.

Satu hal yang membuat saya terharu malam ini yaitu ketika dia berkata kepada saya, "Mi... Tak nantikan cari uang ya? Besok aku mau jualan. "
"Mau jualan Apa, Cap?" tanya saya.
"Mau jualan mainan, jualan mainan dinosaurus ke teman-teman"
Duh... Umi bingung mau ngomong apa Cap... Setidaknya itu bisa membuat umi sedikit tenang disaat umi merasa gelisah karena suatu masalah.

Kamis, 21 September 2017

Konsep Berbagi (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day8)

September 21, 2017 0 Comments
Bismillah...

Hari ini adalah hari libur. Alhamdulillah kemarin adek-adeknya Acap yang sakit sudah mulai baikan dan bisa bermain lagi.
Kali ini yang membuat mereka antusias terutama Acap adalah bermain uang. Uang hasil tabungan kemarin dikeluarkan semua dan dia mulai menghitung koin-koin tersebut. Selain menghitung jumlah koin yang tersimpan, dia juga mulai berimajinasi membentuk koin-koin menjadi angka-angka. Di sini otak matematikanya berjalan.

"Jumlah uangnya ada berapa, Cap? ", tanya saya.
"Ada 40 sama 8, Mi uangnya"

Malam harinya sebelum tidur saya berpesan padanya kalau uang yang ditabungkan tersebut harus disedekahkan biar Allah makin sayang pada kita. Sesungguhnya Allah akan menambah nikmat orang yang bersyukur, dan salah satu cara untuk bersyukur yaitu melalui berbagi.

Rabu, 20 September 2017

Beli untuk Mainan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day7)

September 20, 2017 0 Comments
Bismillah...

Jadi ceritanya Acap pernah dibelikan mainan abinya berupa excavator. Seharusnya dipasang baterai biar bisa jalan, tapi karena kita kurang tau akhirnya sampai sekarang mainan tersebut dimainkan tanpa baterai. Sejak saat itu Acap selalu minta dibukakan tempat baterainya. Setiap nemu baterai bekas selalu ingin dipasangkan di mainan tersebut. Dan selalu saya bilang kalau baterainya gak bisa.

Akhirnya, siang tadi selepas pulang sekolah, Acap nemu obeng yang dia tahu bisa dipakai untuk membuka mainan tersebut. Dia meminta bantuan saya untuk membukanya. Saya bilang ke dia, "emang baterainya ada?", yang merupakan tanda penolakan halus untuk Acap.
"Ya..nanti umi yang belikan.", kata Acap
Waduh, kalau kaya gini sama saja. "Acap bukannya punya tabungan ya? Yang di celelngan itu... Coba dibuka, dihitung isinya ada berapa uangnya?"
"Isinya ada 40 mi...", maksudnya dia 40 keping uang logam. Hahahaha...
"Ayo Mi belikan baterainya sekarang." Waduh, gimana ya saya ngelesnya...
"Nunggu Abi ya nak..."

Akhirnya sore hari Abinya yang membelikan. Nah trus, uangnya buat apa? Ya disimpan donk... sesuai rencana, untuk beli mainan dinosaurus. :)

Selasa, 19 September 2017

Infaq (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day6)

September 19, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebelum berangkat sekolah, saya selalu menanyakan ke Acap apa nanti dia akan infaq di sekolahnya. Dia bilang dia mau infaq dari uang yang dia dapat di kamar abinya. Kata dia ada delapan uang koin yang dia dapat. Dimasukkan semuanyalah ke dalam tas.

Setelah pulang tas nya saya periksa. Eh, ternyata uangnya masih utuh. Mungkin fia sayang. Ini menjadi masukan buat saya untuk mengajarkan dia menyisihkan, mana yang buat infaq dan tabungan. Kalau buat infaq harus dikasihkan dan kalau buat tabungan haeus disimpan yang rapi.

Senin, 18 September 2017

Membantu Mencari Uang (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day5)

September 18, 2017 0 Comments
Bismillah...

Walaupun masih repot mengurus Fadhil dan menyelesaikan sedikit pekerjaan, saya selalu berpesan kepada Acap supaya nanti kalau punya uang dia menabung dan sebagian disisihkan untuk infaq di sekolahnya. Alhamdulillah tadi Acap bercerita kalau dia infaq di sekolahnya. Lantas saya bertanya dapat uang dari mana padahal saya tidak memberinya tadi pagi. Dia bercerita bahwa berinfaq dari uang yang ada di tasnya, "uangnya ada tiga", maksudnya ada tiga uang koin yang ada di dalam tasnya dan diinfaqkan semua.

Ketika menjelang tidur, Acap berkata, " Tak bantukan cari uang ya mi?". Waaaahh...lantas saya bertanya, "Acap mau jualan?" dan dia menjawab, "Iya, mau jualan es...", katanya sambil tersenyum. Alhamdulillah....

Minggu, 17 September 2017

Mengajak Berjualan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day4)

September 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebenarnya ada planning yang ingin saya jalankan bersama anak-anak. Saya ingin mengajak anak-anak berjualan ketika car freeday minggu depan. Untuk persiapannya sudah saya pikirkan sedikit-sedikit. Kami berencana akan berjualan susu puding. Tapi sebelum itu mungkin sebaiknya saya tanyakan langsung kepada salah satunya yaitu Asyraf apa bersedia atau tidak.

"Asyraf, jualan yuk... Nanti Acap jual ke teman-temannya Acap. Nanti Acap dapat duit buat beli mainan." bujuk saya
"Ha? Jualan? Emoh... " Hiks... Ternyata tak mudah mengajak dia berjualan. Mungkin dia belum siap, mungkin dia belum melihat contoh.

Okelah kalau masih belum berkenan. Kalau begitu biar uminya saja yang prepare buat jualan. :)

*gambar ini adalah salah satu dagangan kami yang sudah berjalan selama 5 tahun dan sekarang akan kami bangkitkan kembali.

Sabtu, 16 September 2017

Membangun Kebiasaan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day3)

September 16, 2017 0 Comments
Bismillah...

Tantangan kali ini anak no dua, Fadhil, harus off dulu karena sakit. Sudah seminggu sakit tak mau makan. Ternyata penyebabnya adalah radang tenggorokan. Semoga lekas pulih dan doyan makan lagi.
Walaupun demikian, tantangan tak boleh berhenti.

Masih sama seperti kemarin, mengajarkan Asyraf untuk menyisihkan sebagian uang recehan dan dimasukkan ke dalam celengan yang nantinya aakn dibuat beli mainan. Sebenarnya fokusnya bukan bisa beli mainan dengan uang sendiri, tapi justru lebih menghargai recehan rupiah. Seperti ini maksudnya:
1. Sebagai ibu rumah tangga, terus terang saya sangat perhitungan walauphn recehan pun rasanya sayang kalau dibuang-buang. Tidak dengan anak-anak. Maklumlah, mereka belum merasakan suka dukanya. Nah, dengan ini saya mengajarkan anak-anak supaya menghargai berapa rupiah pun itu, jangan dibuang-buang atau berserakan.
2. Untuk uang recehan yang ditabung ini rencananya sebagian akan saya bawakan untuk bekal infaq dia di sekolah dan akan saya jelaskan kenaap perlu infaq.(kalau yang ini belum terlaksana karena dia belum masuk sekolah lagi karena sakit)

Sekian dulu coretan saya ini. Saya harus tugas kembali menjaga anak-anak agar besok kembali sehat. Yuk mari ngeteh sejenak biar tak penat. Walaupun anak sakit, ibu harus tetap kuat agar anak kembali sehat.


Jumat, 15 September 2017

Celengan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day2)

September 15, 2017 0 Comments
Bismillah...
.
Ini adalah celengan Asyraf bekas celengan uminya. Beberapa waktu lalu dia sudah mulai mengumpulkan uang recehan yang asalnya entah dari dia nemu di rumah atau recehan yang berserakan di meja sampai recehan hasil minta ke orang-orang rumah. Dia mengumpulkan recehan tersebut karena ingin membeli mainan Dinosaurus seperti yang dia lihat di video.
.
Awalanya dia meminta saya untuk membelikan. Lantas saya berpesan kepadanya supaya minta langsung sama Allah... Minta supaya Allah memberikan kelapangab rejeki buat umi dan abinya biar bisa membelikan mainan untuknya. Selain itu saya meminta dia untuk menabung, menyisihkan uang jajan yang dia dapat.
.
Dari sini banyak sekali hikmahnya.
1. Bayangkan kalau dia tidak minta apa-apa, mungkin sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya saya langsung memberikan sesuatu kepada dia dan tidak ada ajakan untuk minta langsung pada Allah dan menabung
2. Keinginan dia untuk mendapatkan sesuatu merupakan peluang untuk mengenalkan bahwa Allah itu Maha Kaya jadi minta apapun seharusnya langsung kepadaNya.
3. Keinginan dia akan sesuatu merupaka kesempatan bagi kita untuk mengajarkan ikhtiar mendapatkan sesuatu tersebut kepada anak kita. Nah, ikhtiar yang bisa saya ajarkan saat ini yaitu menyisihkan sebagian uang jajannya. Karena uang jajannya tersisihkan, maka uminya gak perlu khawatir anaknya jajan sembarangan.
.
Sekian tulisan kali ini, semoga besok bisa mengambil hikmah dan pelajaran lebih banyak lagi dalam mendidik anak.

Kamis, 14 September 2017

Unlimited dan Unpredictable (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day1)

September 14, 2017 0 Comments
Bismillah...

Beberapa hari ini anak-anak sakit, mulai dari demam hingga batuk pilek. Yang membuat agak berat yaitu ketika yang sakit bukan salah satu, melainkan ketiga-tiganya. Tetus terang rasanya lelah. Tapi dari situ kita belajar bersyukur akan nikmat sehat dan mulai menghargai serta merindukan kebersamaan dengan mereka.

Nikmat sehat itu adalah rejeki. Tapi kali ini yang ingin saya tegaskan bukan mengenai rejeki yang itu, melainkan rejeki yang orang paling sukai dan ingini yaitu berupa materi.

Guru saya pernah berpesan bahwa rejeki itu memiliki 2 default yaitu UNPREDICTABLE & UNLIMITED artinya jika seorang bisa memprediksi kapan rejekinya datang dan berapa jumlahnya berarti secara tidak langsung orang tersebut telah membatasi rejekinya. Beda sekali jika kita meyakini bahwa rejeki memiliki dua default di atas, maka kita akan berikhtiar sekuat tenaga untuk mendatangkan rejeki secepatnya dan sebanyak-banyaknya. So, jangan batasi rejeki Anda, tetap ikhtiar dan terus berdoa.

Dari sinilah saya selalu berkata kepada anak-anak bahwa ketika mereka meminta sesuatu saya jarang berjanji tepatnya kapan dia akan memperoleh apa yang diminta. Saya menekankan kepada mereka bahwa untuk selalu meminta kepada Allah. Ketika mereka meminta mainan saya selalu berkata supaya minta langsung kepada Allah supaya umi dan abi diberi rejeki sama Allah.

Sekian dulu pemanasan singkat ini. Semoga besok bisa lebih panas lagi dan semoga besok anak-anak kembali ceria lagi.


Follow Us @lailie.anwar