Jumat, 15 Desember 2017

KISAH MASA LALU (Tantangan Bunda Sayang Level 10)

Desember 15, 2017 0 Comments
Bismillah..

Disaat anak-anak doyan main hp disitu tandanya dia butuh diajak ngobrol banyak. Tak perlu berat-berat ngobtolnya,santai saja, tentang apa yang dia rasakan, dia inginkan, dia sukai dan tidak.

Saya mulai dengan cerita tentang masa kecil saya yang sering berkunjung ke rumah mbah buyut di desa. Ketika bertemu dengan alm. Mbah buyut saya selalu minta diceritakan sebuah dongeng. Walaupun sebenarnya saya sudah sering membaca dongeng yang diceritakan mbah, namun dengan mendengarkan mbah mendongeng ada keseruan yang lain, seolah-oleh saya sedang masuk ke dalam cerita mbah tersebut.

Pernah dengar tentang cerita nyolong timun? Sederhan sebenarnya. Tapi fabel ini bisa menyihir anak-anak untuk berperilaku jujur, tidak curang, dan cerdik. Perlahan-lahan saya membawa anak-anak memasuki adegan dimana kancil memulai strateginya untuk berbuat curang hingga akhirnya dia tertangkap karna perbuatannya. Alhamdulillah anak-anak suka...


#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination


Minggu, 03 Desember 2017

MENDONGENG (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day3)

Desember 03, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah kerjaan udah selesai jadi bisa menemani anak-anak main-main lagi Awalnya Asyraf dan adiknya mau main gadget kemudian saya larang. Sempat saya adu mulut dan berebut gadgetnya supaya jangan main gadget. Saya katakan kepadanya kalau umi pengen main dengannya. Saya ajak dia untuk bermain. Akhirnya dia lepas gadget.

Ternyata, niat hati ingin bercerita tapi dia yang malah bercerita. Dia menceritakan apa yang dilihatnya di youtube. Dia melihat power ranger yang bertransformasi menjadi dino combine. Yang kepalanya, badannya, ekornya, merupakan perpaduan dari berbagai jenis dinosaurus (uminya gak hafal dinosaurus apa saja). Kemudian dia bercerita kalau bisa berubah jadi power ranger harus punya pistol. Nnati bisa berubah dari kepala, badan, sampai kaki memakai topeng.

Owalah.. MasyaAllah... Alhamdulillah dapat hiburan gratis dikala lelah.



#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

MATA (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day2)

Desember 03, 2017 0 Comments
Bismillah..

Ketika pekerjaan menumpuk, tak bisa membersamai anak-anak, dan anak-anak tiba-tiba doyan main gadget, disitu saya merasa sedih.

Kok tumben sih main gadget terus?? Sampai-sampai rebutan dan meminta paksa untuk meminkan gadget saya. :(

Mulailah saya bercerita tentang negatifnya bermain gadget ke anak-anak, salah satunya adalah mata yang rusak. Saya menceritakan tentang mata kelinci yang tajam karena dia suka makan wortel, tentang mata kucing yang bisa bersinar di malam hari, dan akibatnya mata kita jika kebanyakan bermain gadget. "Kan kata Asyraf kalau main hp terus matanya bisa lepas..", kata saya mengingatkan kembali ucapannya.

Tapi namanya anak-anak berlarian ketika saya terus berbicara. :(

Semoga bisa nemu solusinya.




#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Kamis, 30 November 2017

MBUJUK (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day1)

November 30, 2017 0 Comments
Bismillah...

"mi...mi...ading e*k...", terik Asyraf kepada saya. Dia bilang kalau adiknya bab padahal saya tahu kalau tidak dan dia berbohong. Entah dari mana dia mengenal istilah bohong dan mempraktekkannya, yang jelas membuat saya terganggu. kadang dia berkata, "tak bujuki (saya bohongi)" dan ketika saya tanya dari mana bisa ngomong seperti itu dia menjawab dari temannya di sekolah.

Mau marah rasanya lelah dan gak akan didengar juga. Akhirnya saya panggil dia dengan halus dan mendudukkannya di samping saya sambil saya sedikit bercerita. Saya ingatkan kembali akan cerita Upin dan Ipin, yaitu JArjit si Penggembala yang kehilangan dombanya karena berbohong.

Saya   : "Asyraf, sini deh...Umi mau bilang.."
Asyraf: " Gak..nanti Umi marah..."
Saya   : "Enggak... Umi cuma mau bilang kalau bohong itu tak boleh, bukan hal baik. Asyraf ingat gak cerita tentang Jarjit yang memiliki 3 domba? Jarjit berpura-pura ada serigala dan berteriak di depan masyarakat desa. Awalnya masyarakat desa percaya, namun setelah Jarjit tertawa bahwa dia menipu mereka akhirnya masyarakat desa kecewa. Hal itu dilakukan lagi. Hingga masyarakat desa benar-benar tak percaya lagi. Suatu saat, serigala itu datang sungguhan ingin memangsa si domba. Kemudian Jarjit berteriak meminta tolong ke warga. Karena yang lalu Jarjit menipu, akhirnya masyarakat desa tak mau membantu dan sidombapun dimakan satu persatu. Dan jarjit pun menyesal, dia tak mau bohong lagi, supaya dia kembali dipercaya"

Demikian cerita saya yang singkat asalakan dia mendengar. Semoga tidak ada lagi kata mbujuki.



#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination


Sabtu, 25 November 2017

JULID

November 25, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sering dengar kata JULID? Yes, julid itu mungkin bisa diartikan komentar yang tanpa dasar diberikan kepada sesorang yang mungkin kurang disukai. Ibu-ibu pun kadang suka julid kepada sesawa kawan sejawatnya. Atau antar adik kakak pun demikian.

Julid kalau menurut saya itu konotasi dari kritik positif. Mungkin maunya orang yang di"julid"i lebih baik lagi tapi dengan bahasa yang tidak enak dan di muka umum.

Sebenarnya kritik-mengkritik itu sah-sah saja, tapi pasti ada adabnya. Mungkin bagi yang mengkritik enak saja dan mengalir begitu saja, tapi untuk yang dikritik perlu mempersiapkan hati untuk mendengarkannya dan memperbaiki.

Saya pernah mendapatkan omongan tidak menyenangkan dari kakak ipar tentang pakaian saya. Entah gimana awalnya, dia bilang kalau saya pakai pakaian hitam seperti teroris. Mana jilbabnya lebar, pakai gamis pula. Astaghfirulloh... Ngelus dada sebenarnya. Untuk saya cuman bisa senyum. Ingin saya utarakan mengapa saya suka memakai pakaian hitam, tapi untuk apa. Kalaupun dia tabayyun dulu mungkin saya akan bilang bahwa alasan saya memakai pakaian hitam karena saya suka warna hitam dan untuk kamuflase supaya tidak terlihat gemuk. Hehehehe...

Oke, dari kejadian-kejadian yang saya alami dan saya amati, sebnarnya julid tak perlu terjadi. Karena julida itu kritik dengan cara negatif, maka akan kita ubah menjadi kritik positif. Adab mengkritik:

  1. Sebelum mengkritik alangkah baiknya tabayyun terlebih dahulu. Apakah perbuatan yang dilakukan tersebut memang benar dilakukan dan dimaksudnya demikian. Kalau itu tidak, berarti berita yang tersiar bisa menjadi fitnah.
  2. Lakukan kritik dengan sembunyi-sembunyi. Maksudnya jangan di muka umum. Karena siapa tahu kritik yang kita utarakan itu berhubungan dengan aibnya dan kita sendiri pun wajib menjaga aib saudara kita.
  3. Lakukan dengan bahasa yang halus, tanpa menghakimi. Mungkin bisa diawalai dengan pujian terlebih dahulu baru inti kritiknya.



Kreatif Itu... (Aliran Rasa Kelas Bunda Sayang Level 9)

November 25, 2017 0 Comments
Bismillah...

Dalam tantangan ini saya belajar dari anak-anak bahwa keterbatasan yang kita miliki bukan berarti kita bersedih dan tak bisa berkrasi. Dengan mainan yang saya sendiri tidak terlalu banyak membelikan, bahkan hanya membelikan lego, mereka bisa berkreasi. Jika mereka ingin punya mainan dinosaurus, tak perlu membeli, cukup berkreasi dengan lego yang ada. Demikian juga dengan bermain angka. Tak perlu membeli mainan khusus belajar angka, dari kardus susu dan lembaran kertas pun sudah bisa belajar mengurutkan angka.

Demikian dengan ibu. Keterbatasan bukan berarti bersedih hati, bukan berarti tak bisa banyak memberi, bukan berarti miskin cinta kasih. Keterbatasan waktu bukan berarti tidak bisa membersamai, tetapi dorongan untuk kreatif menyusun aktivitas sehari-hari. Keterbatasan materi bukan berati anak diberi makan apa adanya, tanpa harus berupaya, melainkan kreatif memanfaatkan bahan yang ada menjadi sesuatu yang sehat dan lezat.

Dari sini saya belajar, tentang kreativitas dan keterbatasan. Keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk memberikan yang terbaik, tapi sebagai media tuk mendongkrak kreativitas agar semakin naik.

#aliran rasa
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#Thinkcreative

Kamis, 16 November 2017

Kreatif Membagi Waktu (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day10)

November 16, 2017 0 Comments
Bismillah..

Beberapa minggu ini banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan. Mulai dari pekerjaan desain, pekerjaan ke luar kota, pekerjaan dadakan yang tiba-tiba muncul, serta pekerjaan domestik rumah tangga beberapa yang belu terselesaikan.

"wah, gak bisa terus-terusan begini nih.. Harus berbenah", kata saya dalam hari. Harus diatur lagi, ditulus, dijalankan dengan disiplin, tak bisa semaunya.

Saya ingat beberapa waktu lalu mendapat ilmu tentang managemen waktu. Akhirnya saya praktekan. Yang saya lakukan antara lain:

1. Menuliskan semua aktivitas apa saja yang rutin saya jalani setiap hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Semisal bangun tidur langsung sholat, mencuci baju, belanja sayur, memasak, memandikan anak-anak, mengerjakan proyek, update dagangan, dan sebagainya

2. Mengelompokkan aktivitas tersebut yang sekategori. Misalnya memasak, mencuci pakaian masuk ke pekerjaan domestik rumah tangga|mroyek, bertemu klien, upload dagangan merupakn kategori kerja|merawat anak-anak, mandikan anak-anak, murojaah dengan anak-anak, membacakan cerita, bermain saya masukkan kedalam kategori membersamai anak-anak|dan seterusnya.

3. Setelah itu kita rapikan dengan menuliskan kembali aktivitas tersebut sesuai runtutan waktu. Seperti dimulai pukul 04.00-05.00 sholat dan tilawah, 05.00-06.00 domestik rumah (memasak dan mencuci baju), 06.00-07.00 merawat anak-anak (memandikan, menyiapkan sekolah,  dan memberi sarapan), dan seterusnya.


4. Dari masing-masing kategori cari kesulitan yang dihadapi dan membuang waktu lalu uraikan. Dalam hal ini kesulitan saya yaitu selalu bingung memilih menu masakan sehari-hari. Akhirnya saya membuat tabel menu masakan sehingga memudahkan saya untuk mengambil keputusan ingin memasak apa.



Demikian sedikit tips dari saya tentang managemen waktu.

Oiya, bagaimana kabar kreatifitas anak-anak? Alhamdulillah makin kreatif. Fadhil, adiknya Asyraf sekarang suka berkreasi dengan lego sama seperti Asyraf ikut-ikutan membuat dinosaurus.

#kelasbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Rabu, 15 November 2017

Mainan Sendiri (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day9)

November 15, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebenarnya agak sedih saya posting tentang hal ini karena masih merasa belum bisa memberikan banyak untuk anak. Alhamdulillah Allah menitipkan anak yang pengertian, penuh kreatifitas, dan tak putus asa.

Beberapa waktu lalu Asyraf ingin sekali dibelikan mainan dinosaurus. Saya kurang paham bentuk mainannya seperti apa. Dia meminta tapi tak memaksa. Dia terus mengingatkan untuk dibelikan mainan tersebut. Karena saya belum membelikan dengan alasan pasti nanti rusak dam pertimbangan lainnya dia tetap saja meminta. Rasanya seperti diteror sebenarnya.

Tapi, melihat kreatifitas anak-anak saya jadi trenyuh. Walaupun belum punya mainan yg mereka inginkan, tapi mereka berkreasi dengan apa yang ada. Adanya hanya lego dan mereka ingin mainan dinosaurus, maka jadilah dinosaurus dari lego.

Bismillah ya nak... Nanti umi bakalan belikan mainan baru.


#kelasbunsayIIP
#Tantangan10hari
#level9
#thinkcrea

Senin, 13 November 2017

Berkreasilah dalam Menasihati (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day8)

November 13, 2017 0 Comments
Bismillah..

Baru-baru ini viral status tentang keluhan seorang perempuan yang merasa terganggu dengan anak kecil yag berteriak-teriak di public space sedangkan orang tuanya hanya diam saja. Saya baca orang-orang yang berkomentar. Rata-rata tak setuju dengan tulisan tersebut.

Sebenarnya sejak kapan sih anak-anak perlu dikondisikan? Sejak usia berapa anak-anak harus diajarkan tentang adab. Terus terang bagi saya pribadi membiarkan anak-anak ribut sendiri di tepat umum sedangkan orang tuanya hanya diam saja bahkan mengatakan "namanya juga anak-anak" rasanya kurang bagaimana begitu. Paling tidak jika anaknya tidak bisa diam orang tua mengingatkan dn meminta maaf kepada orang sekitar yang terganggu. Dengan meminta maaf berarti kita sebagai orang tua yang mengajarkan adab dan tidak membiarkan orang berprasangka buruk berkepanjangan dengan kita.

Sekarang fokus pada menasihati anak saja ya? Kalau yang ini agak susah-susah gampang. Perlu jam terbang tinggi dan extra sabar tingkat nasional. kalau kita terbawa emosi sedikit saja gagal dah..
Ini pengalaman saya selama menghandle tiga orang anak yang tingkahnya... Yaaahhh.. Begitulah...

"umi!!!!! Bla.. Bla.. Bla..!!! " "bruak!!! "
Omelan Asyraf kepada saya sambil melempar barang. Saya tahan emosi saya, saya atur nafas saya, istighfar, dan mulai berbicara pelan padanya. Saya berpikir, kalau saya marah-marah seperti yang lalu Jelas saya yang salah dan tidak akan selesai. Akhirnya saya berbicara pelan, memberikan nasihat dengan contoh-contoh nyata (berikan contoh yang berdasarkan pengalaman nyata). Kemudian sesekali sisipi humor dan elusan tangan di kepala. InsyaAllah anak akan tenang dan dia bisa bercerita mengapa dia uring-uringan.

Sekian dulu cerita singkat saya.

Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan tantangan kecuali kita bisa menyelesaikannya. Dan tantangan yang harus kita ambil yang diberikan Alah adalah menjadi orang tua. Maka terus belajar dan bersabar sehingga tantangan itu dapat terselesaikan.

#level9
#tantangan 10 hari
#kelasbunsayIIP
#thinkcreative


Jumat, 10 November 2017

Menempel Angka (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day7)

November 10, 2017 0 Comments
Bismillah..

"mi.. Buat ini yuk.. " sambil menunjuk gambar di buku Rumah Main Anak. Waduh, bahan-bahannya gak ada le...

Di dalam buku tersebut ada beberapa tutorial tentang mainan anak-anak yang dapat mengasah kreatifitas anak. Nah, yang Asyraf lihat adalah tentang belajar angka. Beberapa bulan ini doyan bener dia belajar angka. Tanpa saya perintah dan saya mengajari dia sudah hapal dan paham sampai angka 120an..  MasyaAllah..
Saya hanya sekedar menjawab saja kalau dia tak tahu. Saya (bisa dibilang) tidak pernah main tebak-tebakan berapa angkanya, namanya apa,  dan sebagainya.

Kembali ke requestnya anak lanang di atas. Karena bahannya tak ready di rumah, daripada saya janji-janji, saya pakai saja bahan seadanya di rumah. Jika di dalam buku bahan yang dibutuhkan adalah flannel, maka saya ganti dengan kertas dan kardus bekas susu. Jika di sana inti permainannya adalah agar anak bisa dan paham angka 1-10, maka akan saya ganti dengan mengajari Asyraf menggunting sekaligus menempel dan mengurutkan angka sampai seratus.

Alhamdulillah dia antusias. Pekerjaan ini dikerjakan dari malam lanjut pagi.




#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative


Trik Agar Suka Makan Buah (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day6)

November 10, 2017 0 Comments
Bismillah...

Entah kenapa anak saya kurang suka buah dan sayur. Untuk yang nomer dua sebenarnya doyan sekali dengan buah dan sayur wortel, tapi kalau kakaknya no way.

Pernah ketika dia kecil mengalami sembelit karena melanggar pernah makan buah dan sayur. Dari situ saya mulai berfikir bagaimana cara supaya buah dan sayur masuk ke dalam makanannya dan dia suka.

Akhirnya saya menemukan beberapa cara. Sebenarnya ini sepele sekali dan sudah banyak diterapkan. Tapi, semogabtipsnya berguna.

Pertama, cari tau apa makanan kesukaan ananda.

Kedua, olah bersamaan atau menjadi sesuatu yang dia suka tersebut. Misalnya, dia suka sekali dengan coklat. Supaya doyan makan buah, akhirnya saya memasak pisang dicampur coklat. Selain itu, jika dia suka nugget, bisa disisipkan  sayur ketika kita membuat nugget. Atau anak kita doyan es. Kita bisa membiarkannya es yang sehat dari bahan buah-buahan dengan cara dblender atau cukup membekukan buahnya saja.

Ketiga, beri contoh dan kisah teladan tentang manfaat memakan buah dan sayur. Kalau orang tuanya saja enggan memakan sayur bagaimana dengan anaknya. Jadi jangan enggan menyediakan sayuran sebagai menu makan kita dan keluarga sehari-hari.

Berikut ini saya share sedikit tips membuat lahan pisang yang disukai anak-anak. Berhubung anak lertama saya doyan sekali dengan coklat, maka wajib hukumnya menambahkan coklat di hidangan ini.

Bahan-bahan:
1. Pisang, bisa pisang kepok atau raja yang sudah manis.
2. Margarin
3. Gula pasir/gula aren
4. Keju cheddar
5. Messes coklat
6. Susu kental manis (putih/coklat)

Cara membuat:
1. Panaskan wajan dan beri satu sendok makan margarin.
2. Jika sudah panas, masukkan pisang ke dalam margarin leleh tersebut. Masak sampai matang
3. Selagi panas, oles dengan margarin lagi dan taburi gula
4. Terakhir, taburi topping keju dan mesir serta susu kental manis.
5. Jadi deh.. Siap dinikmati.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Rabu, 08 November 2017

Huruf di Mana-mana (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day5)

November 08, 2017 0 Comments
Bismillah

Asyraf sedang belajar mengenal huruf dan angka di sekolahnya. Sepertinya dia begitu interest dan selalu mengulangi ilmu yang dia dapat ketika ada di sekolah.

Kali ini saya dan juga atas kemauan Asyraf sendiri akan membuat games mengenal huruf dan angka yaitu menandai apa saja entah itu perabotan rumah tangga, mainan anak, dan sebagainya yang mirip dengan huruf dan angka tertentu dan menyebutkannya.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Senin, 06 November 2017

Dinosaurus (Tantangan Bunda Saya Level 9 #day4)

November 06, 2017 0 Comments
Bismillah...

Namanya anak-anak ternyata memang betul merupakan peniru ulung. Apa yang dilihat itu yang dilakukan, apa yang didengar itu yang diucapkan, apa yang melintas di pikirannya bisa jadi kreasi yang unik. Yang terakhir ini yang saya alami.

Terus terang saya agak ketar-ketir ketika dia suka buka youtube. Selalu saya awasi apa yang dia tonton. Dan alhamdulillah dia bukan youtube holic, artinya mantengin terus dan tak bisa dilepas. Kalau bosan ya sudah. Kebetulan si sulung, Asyraf, suka sekali lihat robot dan ranger. Dan saya baru tau kalau ada ranger dinosaurus.

Entah bagaimana dia hapal sekali nama-nama dinosaurus dan bentuk/jenisnya bagaimana dari menonton tersebut. Kok saya tau? Iya, dia sering membuat bentuk-bentuk dinosaurus tersebut dengan legonya. Dia sering menunjukkan ke saya seperti misalnya, triceratops yang dia bilang ada tanduknya, stegosaurus yang dia bilang ada duri-durinya di punggung, kemudian tyrex yang katanya jalannya bungkuk dan tangannya di depan.

Dari melihat sesuatu yang baru kemudian dia hafalkan dan dikreasikan dalam bentuk 3d melalui legonya.



#level9
#kuliahbundayIIP
#tantangan10hari
#thinkcreative

Sabtu, 04 November 2017

Robot dan Pesawat (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day3)

November 04, 2017 0 Comments
Bismillah

Pagi ini saya lagi-lagi dibuat mikir oleh Asyraf. Sambil membaqa mainannya dia bilang, "mi, lihat aku punya robot. Robot ini bisa jadi pesawat." "oiya? Coba umi lihat", kata saya sambil penasaran. Ternyata memang betul, mainan semacam lego dia bentuk pesawat dan bisa juga menjadi robot.


Sebenarnya ini sudah sering dia lakukan. Mulai dari membuat dinosaurus dari mainan yang sama, bentuk bus, mobil, dan sebagainya.

Allah menciptakan anak kita lengkap dengan kreatifitasnya. Jadi benar bahwa kreatifitas anak itu tak perlu ditumbuhkan karena anak-anak dari sananya sudah kreatif. Tinggal kita mengasahnya.

Saya pernah mendengar dan membaca ceramah dari bu Elly Risman, bahwa anak-anak usia dini sebaiknya diberikan mainan dalam bentuk mentah. Maksudnya mainan yang bisa dimainkan sesuai dengan imajinasi anak-anak, semisal lego, bombit, play dough, dsb. Memang betul, dari mainan "mentah" tersebut dia bisa mengekspresikan apa yang ada di kepalanya.

Sepanjang yang saya amati, anak-anak itu tingkat penasarannya sangatlah tinggi itulah mengapa mainan seperti mobil-mobilan atau mainan "jadi" lainnya sering dibongkar. Selain itu mereka juga cepat bosan sehingga sering minta mainan baru lagi walaupun yang lama tak rusak. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih mainan semacam lego atau bombit untuk mereka. Alhamdulillah masih bertahan walaupun jumlah legonya mulai berkurang :D

#kelasbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative
#day3

Jumat, 03 November 2017

Oat Mangga (Tantangan 10 Hari Bunda Sayang Level 9 #day2)

November 03, 2017 0 Comments
Bismillah

Ketika siang Shafiyah rewel saat itu saya berpikir mungkin dia kelaparan. Akhirnya bergegas ke kulkas mengambil buburnya yang tadi pagi dibeli. Setiap hari saya selalu membeli bubur organik yang selalu berganti-ganti menunya di dekat rumah. Dan selama ini alhamdulillah Shafiyah doyan. Tapi kenapa buburnya basi?? Astaghfirullah, saya baru teringat mungkin karena saya lupa menaruh ke dalam kulkas begitu selesai di beli. Maklum, buburnya tanpa pengawet, jadi supaya harus di simpan di kulkas.

Sedih, bingung, karena kebetulan di rumah tak ada stok buah yang bisa dimasak. Hanya ada buah semangka. Ditambah lagi tidak ada kendaraan,  dan abinya sedang keluar. Andai ada kendaraan, saya ingin keluar membeli mangga kiloan di pasar dekat rumah.

Oiya, Shafiyah ini anaknya tidak seberapa doyan dengan bubur instan. Jadi saya harus cari cara dan cari resep untuk memasakkan dia manakala tidak bisa membeli bubur organik.

Alhamdulillah akhirnya akungnya Shafiyah datang. Dan alhamdulillah lagi membawa mangga. Cus ke dapur siap-siap peralatan dapur.

Oat mangga ini simpel sebenarnya. Mangga bisa diganti dengan buah lainnya yang aman jika dimasak.


Bahan-bahan:
  1. Oatmeal, sekitar 3 sendok makan. Bisa pakai yang instan atau tidak
  2. Buah mangga. Ambil secukupnya, sekitar 1/3 saja kalau mangganya tidak terlalu besar
  3. 3Susu, sekitar 200ml. Ini bisa pakai susunya si adek, asip, atau kalau adeknya sudah satu tahun bisa pakai skm atau susu full krim.
  4. Gula. Ini bisa diskip


Cara memasak:
  1. Campurkan oat dengan sebgian susu, aduk rata
  2. Blender buah mangga dengan sisa susu yang tidak dicampur dengan oat. 
  3. Setelah itu campur jadi satu oat dan jus mangga
  4.  Masak dengan api kecil sampai mendidih dan oat matang. 
  5.  Setelah itu simpan di wadah dan jika tidak langsung dimakan bisa disimpan di kulkas. 







Semoga menginspirasi.

#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Kamis, 02 November 2017

Belajar Angka dan Huruf (Tantangan 10 Hari Bunda Sayang Level 9 #day1)

November 02, 2017 0 Comments
Bismillah..

Memang ada benarnya bahwa setiap anak Allah anugerahkan kreatifitas. Tinggal kita sebagai orang tua bisa tidak mengembangkan kreatifitas tersebut.

Kali ini saya dikejutkan dengan idenya Asyraf. Belakangan ini dia memang gemar sekali belajar angka dan huruf, mulai dari angka 1 sampai ratusan sudah pernah di tulis sebelumnya dan huruf latin maupun hijaiyyah sudah dia hafalkan. Alhamdulillah.. Semua itu dia lakukan tanpa paksaan atau ajakan dari saya.  Asalkan dia suka dia kerjakan. Kalau dia bosan ya berhenti. Kalau dia bingung maka dia akan bertanya.

Ketika akan tidur siang, tiba-tiba dia menunjukkan "mainan"nya sambil berkata, "ini T ya mi?". Dan saya pun masih keheranan. Kok bisa ya dari 3 buah penjepit pakaian dia belajar mengenal huruf? Selain huruf T dia mencoba membuat yang lain seperti huruf Y, V, dan sebagainya.

Memang selama ini Asyraf belajar mengenal huruf dan angka tidak melalui buku saja, tapi apapun yg dia temui mirip dengan huruf atau angka pasti dia selalu menyebutkannya.

Sekarang, giliran uminya lebih kreatif lagi, supaya anak-anak tak bosan.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Sabtu, 07 Oktober 2017

Aliran Rasa (Bunda Sayang Level 8)

Oktober 07, 2017 0 Comments
Bismillah..

Managemen financial.. Iya, itu yang dipelajari pada tantangan kali ini. Terus terang yang malah tertantang adalah orang tuanya yang keuangannya masih bocor sana-sini. Harus dirapikan lagi, dicatat lagi, dan perlu skala prioritas mana yang penting mendesak, dsb.

Untuk anak-anak, karena masih kecil, saya banyak mengingatkan tentang menabung dan infaq. Jika ingin beli mainan baru, syaratnya harus menabung.

Bismillah.. Semoga ke depannya bisa.


#AliranRasa
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#CerdasFinansial


Senin, 25 September 2017

Pergi ke Bazar (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day10)

September 25, 2017 0 Comments
Bismillah..

Sabtu ini rencananya ingin mengajak anak-anak untuk jalan-jalan. Tak perlu jauh-jauh... Cukup jalan ke bazar dekat rumah. Saya hanya membawa uang Rp. 20.000 dan saya katakan ke mereka bahwa nanti tak boleh membeli yang aneh-aneh.

Sebelumnya saya diskusikan kepada mereka apa yang mau dibeli karena uang yang ada terbatas. Mereka sepakat kalau akan membeli es krim dan 1 permainan. Oke.. Fix.

Sampai di tempat setelah membeli mainan, namanya juga anak-anak, meminta membeli yang lain. Mulai dari bermain mobil-mobilan, sampai minta dibelikan baju. Saya katakan bahwa uangnya terbatas. Setelah membeli es krim pilih satu permainan yang mau dibeli dan tidak lebih. Akhirnya mereka berdua memilih memancing. Jadi, pengeluaran untuk mereka masing-masing anak menghabiskan uang sebesar Rp. 8.000 dan total Rp. 16.000. Alhamdulillah bisa mengajari mereka hemat dan komitmen.

Jumat, 22 September 2017

Terharu (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day9)

September 22, 2017 0 Comments
Bismillah...

Semenjak saya mengajarkan menabung kepada Acap, setiap hari dia selalu membuka celengannya dan menghitung uangnya. Ia katakan kalau nanti uang itu akan dipakai untuk membeli mainan.

Sebenarnya hikmah lain dari menabung ini adalah dia belajar matematika, mengenal angka dan berhitung. Dilihatnya mata uang itu satu-persatu. Ditebaknya berapa angka tersebut. Setelah itu dihitung jumlah koin yang sudah dia simpan. Kemudian dimasukkan satu-persatu kembali ke dalam celengan.

Satu hal yang membuat saya terharu malam ini yaitu ketika dia berkata kepada saya, "Mi... Tak nantikan cari uang ya? Besok aku mau jualan. "
"Mau jualan Apa, Cap?" tanya saya.
"Mau jualan mainan, jualan mainan dinosaurus ke teman-teman"
Duh... Umi bingung mau ngomong apa Cap... Setidaknya itu bisa membuat umi sedikit tenang disaat umi merasa gelisah karena suatu masalah.

Kamis, 21 September 2017

Konsep Berbagi (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day8)

September 21, 2017 0 Comments
Bismillah...

Hari ini adalah hari libur. Alhamdulillah kemarin adek-adeknya Acap yang sakit sudah mulai baikan dan bisa bermain lagi.
Kali ini yang membuat mereka antusias terutama Acap adalah bermain uang. Uang hasil tabungan kemarin dikeluarkan semua dan dia mulai menghitung koin-koin tersebut. Selain menghitung jumlah koin yang tersimpan, dia juga mulai berimajinasi membentuk koin-koin menjadi angka-angka. Di sini otak matematikanya berjalan.

"Jumlah uangnya ada berapa, Cap? ", tanya saya.
"Ada 40 sama 8, Mi uangnya"

Malam harinya sebelum tidur saya berpesan padanya kalau uang yang ditabungkan tersebut harus disedekahkan biar Allah makin sayang pada kita. Sesungguhnya Allah akan menambah nikmat orang yang bersyukur, dan salah satu cara untuk bersyukur yaitu melalui berbagi.

Rabu, 20 September 2017

Beli untuk Mainan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day7)

September 20, 2017 0 Comments
Bismillah...

Jadi ceritanya Acap pernah dibelikan mainan abinya berupa excavator. Seharusnya dipasang baterai biar bisa jalan, tapi karena kita kurang tau akhirnya sampai sekarang mainan tersebut dimainkan tanpa baterai. Sejak saat itu Acap selalu minta dibukakan tempat baterainya. Setiap nemu baterai bekas selalu ingin dipasangkan di mainan tersebut. Dan selalu saya bilang kalau baterainya gak bisa.

Akhirnya, siang tadi selepas pulang sekolah, Acap nemu obeng yang dia tahu bisa dipakai untuk membuka mainan tersebut. Dia meminta bantuan saya untuk membukanya. Saya bilang ke dia, "emang baterainya ada?", yang merupakan tanda penolakan halus untuk Acap.
"Ya..nanti umi yang belikan.", kata Acap
Waduh, kalau kaya gini sama saja. "Acap bukannya punya tabungan ya? Yang di celelngan itu... Coba dibuka, dihitung isinya ada berapa uangnya?"
"Isinya ada 40 mi...", maksudnya dia 40 keping uang logam. Hahahaha...
"Ayo Mi belikan baterainya sekarang." Waduh, gimana ya saya ngelesnya...
"Nunggu Abi ya nak..."

Akhirnya sore hari Abinya yang membelikan. Nah trus, uangnya buat apa? Ya disimpan donk... sesuai rencana, untuk beli mainan dinosaurus. :)

Selasa, 19 September 2017

Infaq (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day6)

September 19, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebelum berangkat sekolah, saya selalu menanyakan ke Acap apa nanti dia akan infaq di sekolahnya. Dia bilang dia mau infaq dari uang yang dia dapat di kamar abinya. Kata dia ada delapan uang koin yang dia dapat. Dimasukkan semuanyalah ke dalam tas.

Setelah pulang tas nya saya periksa. Eh, ternyata uangnya masih utuh. Mungkin fia sayang. Ini menjadi masukan buat saya untuk mengajarkan dia menyisihkan, mana yang buat infaq dan tabungan. Kalau buat infaq harus dikasihkan dan kalau buat tabungan haeus disimpan yang rapi.

Senin, 18 September 2017

Membantu Mencari Uang (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day5)

September 18, 2017 0 Comments
Bismillah...

Walaupun masih repot mengurus Fadhil dan menyelesaikan sedikit pekerjaan, saya selalu berpesan kepada Acap supaya nanti kalau punya uang dia menabung dan sebagian disisihkan untuk infaq di sekolahnya. Alhamdulillah tadi Acap bercerita kalau dia infaq di sekolahnya. Lantas saya bertanya dapat uang dari mana padahal saya tidak memberinya tadi pagi. Dia bercerita bahwa berinfaq dari uang yang ada di tasnya, "uangnya ada tiga", maksudnya ada tiga uang koin yang ada di dalam tasnya dan diinfaqkan semua.

Ketika menjelang tidur, Acap berkata, " Tak bantukan cari uang ya mi?". Waaaahh...lantas saya bertanya, "Acap mau jualan?" dan dia menjawab, "Iya, mau jualan es...", katanya sambil tersenyum. Alhamdulillah....

Minggu, 17 September 2017

Mengajak Berjualan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day4)

September 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebenarnya ada planning yang ingin saya jalankan bersama anak-anak. Saya ingin mengajak anak-anak berjualan ketika car freeday minggu depan. Untuk persiapannya sudah saya pikirkan sedikit-sedikit. Kami berencana akan berjualan susu puding. Tapi sebelum itu mungkin sebaiknya saya tanyakan langsung kepada salah satunya yaitu Asyraf apa bersedia atau tidak.

"Asyraf, jualan yuk... Nanti Acap jual ke teman-temannya Acap. Nanti Acap dapat duit buat beli mainan." bujuk saya
"Ha? Jualan? Emoh... " Hiks... Ternyata tak mudah mengajak dia berjualan. Mungkin dia belum siap, mungkin dia belum melihat contoh.

Okelah kalau masih belum berkenan. Kalau begitu biar uminya saja yang prepare buat jualan. :)

*gambar ini adalah salah satu dagangan kami yang sudah berjalan selama 5 tahun dan sekarang akan kami bangkitkan kembali.

Sabtu, 16 September 2017

Membangun Kebiasaan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day3)

September 16, 2017 0 Comments
Bismillah...

Tantangan kali ini anak no dua, Fadhil, harus off dulu karena sakit. Sudah seminggu sakit tak mau makan. Ternyata penyebabnya adalah radang tenggorokan. Semoga lekas pulih dan doyan makan lagi.
Walaupun demikian, tantangan tak boleh berhenti.

Masih sama seperti kemarin, mengajarkan Asyraf untuk menyisihkan sebagian uang recehan dan dimasukkan ke dalam celengan yang nantinya aakn dibuat beli mainan. Sebenarnya fokusnya bukan bisa beli mainan dengan uang sendiri, tapi justru lebih menghargai recehan rupiah. Seperti ini maksudnya:
1. Sebagai ibu rumah tangga, terus terang saya sangat perhitungan walauphn recehan pun rasanya sayang kalau dibuang-buang. Tidak dengan anak-anak. Maklumlah, mereka belum merasakan suka dukanya. Nah, dengan ini saya mengajarkan anak-anak supaya menghargai berapa rupiah pun itu, jangan dibuang-buang atau berserakan.
2. Untuk uang recehan yang ditabung ini rencananya sebagian akan saya bawakan untuk bekal infaq dia di sekolah dan akan saya jelaskan kenaap perlu infaq.(kalau yang ini belum terlaksana karena dia belum masuk sekolah lagi karena sakit)

Sekian dulu coretan saya ini. Saya harus tugas kembali menjaga anak-anak agar besok kembali sehat. Yuk mari ngeteh sejenak biar tak penat. Walaupun anak sakit, ibu harus tetap kuat agar anak kembali sehat.


Jumat, 15 September 2017

Celengan (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day2)

September 15, 2017 0 Comments
Bismillah...
.
Ini adalah celengan Asyraf bekas celengan uminya. Beberapa waktu lalu dia sudah mulai mengumpulkan uang recehan yang asalnya entah dari dia nemu di rumah atau recehan yang berserakan di meja sampai recehan hasil minta ke orang-orang rumah. Dia mengumpulkan recehan tersebut karena ingin membeli mainan Dinosaurus seperti yang dia lihat di video.
.
Awalanya dia meminta saya untuk membelikan. Lantas saya berpesan kepadanya supaya minta langsung sama Allah... Minta supaya Allah memberikan kelapangab rejeki buat umi dan abinya biar bisa membelikan mainan untuknya. Selain itu saya meminta dia untuk menabung, menyisihkan uang jajan yang dia dapat.
.
Dari sini banyak sekali hikmahnya.
1. Bayangkan kalau dia tidak minta apa-apa, mungkin sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya saya langsung memberikan sesuatu kepada dia dan tidak ada ajakan untuk minta langsung pada Allah dan menabung
2. Keinginan dia untuk mendapatkan sesuatu merupakan peluang untuk mengenalkan bahwa Allah itu Maha Kaya jadi minta apapun seharusnya langsung kepadaNya.
3. Keinginan dia akan sesuatu merupaka kesempatan bagi kita untuk mengajarkan ikhtiar mendapatkan sesuatu tersebut kepada anak kita. Nah, ikhtiar yang bisa saya ajarkan saat ini yaitu menyisihkan sebagian uang jajannya. Karena uang jajannya tersisihkan, maka uminya gak perlu khawatir anaknya jajan sembarangan.
.
Sekian tulisan kali ini, semoga besok bisa mengambil hikmah dan pelajaran lebih banyak lagi dalam mendidik anak.

Kamis, 14 September 2017

Unlimited dan Unpredictable (Tantangan Bunda Sayang Level 8 #day1)

September 14, 2017 0 Comments
Bismillah...

Beberapa hari ini anak-anak sakit, mulai dari demam hingga batuk pilek. Yang membuat agak berat yaitu ketika yang sakit bukan salah satu, melainkan ketiga-tiganya. Tetus terang rasanya lelah. Tapi dari situ kita belajar bersyukur akan nikmat sehat dan mulai menghargai serta merindukan kebersamaan dengan mereka.

Nikmat sehat itu adalah rejeki. Tapi kali ini yang ingin saya tegaskan bukan mengenai rejeki yang itu, melainkan rejeki yang orang paling sukai dan ingini yaitu berupa materi.

Guru saya pernah berpesan bahwa rejeki itu memiliki 2 default yaitu UNPREDICTABLE & UNLIMITED artinya jika seorang bisa memprediksi kapan rejekinya datang dan berapa jumlahnya berarti secara tidak langsung orang tersebut telah membatasi rejekinya. Beda sekali jika kita meyakini bahwa rejeki memiliki dua default di atas, maka kita akan berikhtiar sekuat tenaga untuk mendatangkan rejeki secepatnya dan sebanyak-banyaknya. So, jangan batasi rejeki Anda, tetap ikhtiar dan terus berdoa.

Dari sinilah saya selalu berkata kepada anak-anak bahwa ketika mereka meminta sesuatu saya jarang berjanji tepatnya kapan dia akan memperoleh apa yang diminta. Saya menekankan kepada mereka bahwa untuk selalu meminta kepada Allah. Ketika mereka meminta mainan saya selalu berkata supaya minta langsung kepada Allah supaya umi dan abi diberi rejeki sama Allah.

Sekian dulu pemanasan singkat ini. Semoga besok bisa lebih panas lagi dan semoga besok anak-anak kembali ceria lagi.


Minggu, 30 Juli 2017

Istiqomah (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day10)

Juli 30, 2017 0 Comments
Bismillah..

Alhamdulillah tantangan kali ini sebenarnya tidak susah untuk Asyraf, sedikit perjuangan untuk Fadhil,  dan kebungungan untuk Shafiyah karena masih bayi.

Yang paling berat adalah tantangan terhadap diri sendiri. Kadang waktu rasanya sempit atau bahkan fisik ini terlalu lelah.

Seperti biasa, Asyraf selalu suka menulis angka-angka. Terus terang saya tidak mempush dia untuk belajar menulis dan berhitung. Ketika dia ingin, saya akan memfasilitasinya.

Begitu juga sengan Fafhil.. Saya hanya mengenalkan hal-hal dasar seperti memulai menghitung barang.
---------

Malam sebelum tidur Asyraf selalu menceritakan tentang temannya dan sesekali belajar menghitung. Kali ini dia belajar berhitung dengan shafiyah. Sebelum menidurkan sang adek, dia mulai dengan menghitung.

Jumat, 28 Juli 2017

Cinta Tak Sesederhana Matematika (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day9)

Juli 28, 2017 0 Comments
Bismillah..

Dalam tantangan kali ini alhamdulillah saya tak banyak menemui kesulitan untuk merangsang keingintahuan Asyraf terhadap matematika. Mungkin karena memang tahapannya, dia mulai tertarik belajar angka, mulai dari mengenal bilangan, cara penyebutannya, hingga cara penulisannya ingin dia pelajari.

Siang tadi saya sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas. Tiba-tiba dia meminta dituliskan angka-angka di bukunya yang nantinya akan dia tebali.

"Capek.. Lelah.. Kepikiran pekerjaan.. Itu yang ada di pikiran. Tapi, tetap bertahan Lely.. Jangan marah, jangan emosi. Kan enak dirimu tak perlu engajak karena anaknya sudah inisiatif sendiri.."

Melihat semangatnya, membuat hati saya luluh... Ternyata dia bisa tanpa dipaksa. Saya tinggal ngikut saja apa yang dia mau, apa yang dia perlu.


Alhamdulillah untuk anak pertama. Tapi untuk anak kedua harus gass poll semangatnya. Karena berbeda karakter tentu berbeda pula penanganannya. Tapi tetap semangat!!

Kamis, 27 Juli 2017

Rehat di Saat Lelah (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day8)

Juli 27, 2017 0 Comments
Bismillah...

Mengurus tiga anak, menyelesaikan pekerjaan rumah, disambi dengan kerja freelance terkadang memicu emosi yang meledak-ledak. Susah untuk berfikir jernih, inginnya meluapkan emosi. Disaat itu butuh sujud panjang untuk menjatuhkan kesakit yang terasa di kepala. Di saat itu pulalah kita butuh tangisan meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Istighfar yang banyak karena mungkin semua itu karena salah dan dosa kita.

Innallaha ma ana.. Ishbir Lely.. Ishbir

Ah, tak ada guna meratapi karena itu semua memang sudah kewajiban yang harus dijalani.

Relax...

Tiba-tiba melihat Asyraf mengutak-atik kardus bekas dengan lakban membuat saya tergelitik. Saya tanya apa yang dia kerjakan, dia menjawab sambil serius seolah tak menghiraukan. Lantas saya ikut bermain kardus dan lakban bersama dia. Dia berkata kalau ingin membuat mobil-mobilan. "Aduh nak... Ribet malam-malm gunting kardus", batin saya berkta.

"Acap... Kita membuat angka saja yuk?! Kita buat angka-angka dari lakban nanti ditempel di kardus". Akhirnya dia mengiyakan.

Saya mengguntingi lakban, Asyraf yang menempelkan. Sesekali saya bantu merapikan dan memberikan arahan. Yeay.... Good job boy...

Ternyata dia belajar mengenali angka, kemudian menukiskannya, dan kemudian berimprovisasi. Dia membuat angka sesuai yang dipahaminya.

Alhamdulillah.. :)



Rabu, 26 Juli 2017

Ya Allah.. Saya Sangat Sibuk Hari Ini (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day7)

Juli 26, 2017 0 Comments
Bismillah...

Banyak pr yang harus saya selesaikan hari ini membuat saya lalai menuliskan laporan tantangan kali ini. Sedih... Rasanya tak ada peningkatan dari tantangan lalu. Membuat saya patah semangat.

Kembali saya berfikir, untuk apa sih mengoleksi badge segitu banyaknya tapi tak istiqomah? Kalau tujuan saya hanya untuk memperoleh penghargaan dari manusia sepertinya saya harus banyak-banyak istighfar.

" Lely... Hari ini dirimu sudah melakukan banyak kemajuan dibanding kemarin. Lihat saja, kamu berusaha tetap tenang dan beristighfar serta tanpa mengeluarkan kata bentakan kepada Fadhil yang sukses memecahkan keramik galon dan menumpahkan separuh isinya. Lihat kan..?! Kau membersihkan serpihan pecahan itu tanpa mengeluh, tanpa menyalahkan, tanpa mengkambinghitamkan orang lain. 
Lihat juga dirimu masih bisa mengamati dan memberi pujian Asyraf yang belajar menggambar sekaligus belajar mengenal angka sedangkan dirimu sibuk mengerjakan deadline pekerjaan. 
Masih belum puas?? Kau juga sudah menyelesaikan pekerjaanmu sesuai yang kau targetkan. 
Tak penting dapat bedge atau tidak, yang jelas kau sudah berusaha sebaik mungkin. Allah telah menyiapkan bedge terbaiknya untukmu, yaitu bedge sebagai ahli surga. Mau?? Maka, jangan harapkan hasilnya nikmati saja prosesnya."

Ya Allah... Saya masih merasa bangga dan berharap dengan pujian manusia. Ternyata saya tak ikhlas...

Selasa, 25 Juli 2017

Menulis Angka dan Mengenal Dimensi (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day6)

Juli 25, 2017 0 Comments
Bismillah..

Malam hari ketika saya harus lemburan dia mulai belajar menulis lagi. Kali ini saya tidak menyuruh dan memberi contoh langsung. Sehabis berebut buku dengan saudaranya dia menepi sendiri menulis sesuatu. Ternyata dia menulis angka-angka satu sampai dua puluh.

Setelah menulis angka dia mendiktekan kepada saya supaya menirukan dia menyebut angka-angka yang baru dia tulis.

Oke... Umi manut..
"one.. Two.. Three.. Etc.. "
"dua belas... Tiga belas... Empat belas... Etc.. "

Dari situ saya sempat mengoreksi tulisannya. Ternyata ada beberapa yang terbalik. It's ok... Next time kita ulang lagi.

Dan tiba-tiba sebelum tidir dia bilang, "Aku pendek.. Adek sofi kecil.. Kalau umi besar... Abi juga besar". Hahaha...

Sudah yuk Asyraf... Kita tidur...

Senin, 24 Juli 2017

Menstimulasi Matematika Logis (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day5)

Juli 24, 2017 0 Comments
Bismillah...

Setiap hari selalu syukur saya panjatkan karena memiliki anak yang lucu-lucu. Walaupun kadang merasa lelah tapi tetap memghibur. Banyak kejutan-kejutan yang diberikan.

Ketika ingin menidurkan si bungsu, si sulung Asyraf meminta saya menuliskan angka 13 di buku yang dia bawa. Saya bilang, "menulis sendiri ya... 13 itu kan dari angka 1 dan 3", terapi dia ngotot minta dituliskan. Okelah..  Ternyata minta dituliskan lagi angka 14 dan seterusnya.

Usut punya usut ternyata dia menggambar kereta yang ada nomernya seperti thomas. Setiap dia membuat kereta dia beri nomer berurutan.

Malam harinya sebelum tidur dia juga bercerita tentang tayangan Upin Ipin yang kehilangan anak ayam. Dia bercerita sambik sambil saya ajari sedikit-dikit berhitung. Saya tanya berapa anak ayamnya dan berapa yang hilang dan seterusnya.

Ternyata banyak sekali yang diceritakan.. Melebar kemana-mana. Sampai saya tulis tulisan ini pun diprotes sama dia. "Umi kok mainan hp lagi..."

Hah?! Yaudah saya sudahi ceritanya sampai di sini.

Minggu, 23 Juli 2017

Mengenal Bentuk Geometri (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day4)

Juli 23, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebelum bobok kita main yuk, Nak..
Kali ini saya ingin mengenalkan bentuk-bentuk geometri sederhana untuk anak-abak, seperti lingkaran, segitiga, persegi,  dan persegi panjang.

Pengenalan ini saya ajarkan melalui lagu dan simulasi bentuk dengan tangan.

Yuk kita mulai nyanyinya..

" lingkaran seperti roda sepeda,
Segi empat seperti roti tawar,
Persegi panjang seperti pintu rumah, 
Segitiga seperti gunung.. "


Ahamdulillah... Pada antusias semua :)
Tapi masih aja bertengkar antara Asyraf dan Fadhil karena berebut difoto.

Besok belajar lagi ya, Nak...

Sabtu, 22 Juli 2017

Main Lagi (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day3)

Juli 22, 2017 0 Comments
Bismillah...

Walau mainannya sama, tetapi hasilnya berbeda. Setiap hari Asyraf bermain puzzle yang sama namun bentuk yang dihasilkan selalu berbeda. 

Kali ini dia membuat kubus dari pizzle tersebut. Kubus yang dibut cukup banyak. Ternyata dari kubus tersebut akan dibuat sebuah bentuk mirip seperti gunung yang dia sebut "batu kaya terowongan g bisa lewat". Nah lho... Apa coba?  Maksudnya adalah batu yang menghalangi terowongan. 


Alhamdulillah.. Dari sini saya mencoba mengerti sampai mana kemampuan dia berimajinasi dengan bentuk geometri. Besok buat yang lain lagi ya nak? 
------------

Setelah Asyraf sekarang cerita Fadhil. Dia sempat jengkel kenapa balok yang dibuatnya tak bisa saling menempel. Yaiya lah nak.. Kan tidak ada pengait atau lemnya..  Sabar ya nak, jangan marah-marah.  :)

Jumat, 21 Juli 2017

Mengenal Angka (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day2)

Juli 21, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sore hri ketika di kamar...

"Satu... Dua... Tiga... ", kata saya diikuti oleh Asyraf dengan melanjutkan hingga sepuluh. Setelah itu dia melanjutkan dengan versi inggrisnya.
Kemudian dia melanjutan, " Sebelas.. Dua belas.. Tiga belas.. Empat belas.. Lima belas... " dan kemudian dia terhenti sambil berfikir apa kelanjutannya dan saya membantunya perlahan. Tapi ternyata dia malah berkata "sixteen.. ". Hahahaha... Lucu kamu nak, kelanjutannya enam belas malah dijawab sixteen..

Alhamdulillah sudah mulai paham sampai lima belas.. Besok lanjut lagi ya, nak?!

Foto day 1 tentang menyusun puzzle berbentuk angka

-------------

Sebelum tidur...

"Mi... Dinosaurus itu telinganya kecil y?"
"Iya.. ". Jawab saya.. Kemudian dilanjutkan dengan bercerita tentang berbagai macam binatang. Biasanya dilanjutkan dengan cerita tentang gajah yang hidungnya panjang, jerapah yang lehernya panjang, dan ujung-ujungnya minta ke kebun binatang.

InsyaAllah ya nak.. Semoga umi ada kelebihan rejeki. Aamiin

Percakapan itu berlanjut sampai dia bercerita bahwa nanti dia kalau sudah besar naik sepeda ke sekolah. Lantas saya bertanya, kalau udah gedhe itu bagaimana? Jawabnya, "panjang.. " sambil mengankat salah satu tangannya. "Owalah le... Itu bukan panjang istilahnya, tapi tinggi.. Hehehe"

Sudah ah... Yuk bobok..



Kamis, 20 Juli 2017

Everyday is Cerita (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day1)

Juli 20, 2017 0 Comments
Bismillah...

-Cerita Asyraf-

Sebenarnya Asyraf (5y) sudah sering bercerita tentang hasil karyanya yaitu berupa menyusun lego atau puzzle dengan menyerupai berbagai bentuk seperti kendaraan ataupun binatang. Tapi kali ini ceritanya bertambah banyak. Dia mulai menceritakan tentang pengalamannya di sekolah, bertemu teman-teman baru, diajarkan hal baru (sebetulkan bukan benar-benar baru karena dia sudah memahami) seperti berhitung dan mengenalkan huruf hijaiyyah di sekolahnya. 

Sepulang sekolah Asyraf langsung menyusun puzzlenya dan tara... 
"Mi..lihat mi.. ini berapa? Ini eight, Mi.", katanya sambil menunjukkan mainan puzzlenya.
"Ini zero... kalau five benar seperti ini, Mi?", tanyanya sambil membawa puzzle. Lantas saya koreksi bentuknya.

Alhamdulillah, setiap hari disuguhi hal-hal menarik dari Asyraf. Sebagai ibu, saya merasa senang dia mulai paham tentang angka-angka, tapi saya tidak memaksa dia untuk pandai berhitung. Mengenal angka-angka dengan bahasa Indonesia dan Inggris saja saya sudah senang luar biasa.
--------------------------------------------------------------------------------

-Cerita Fadhil-

Fadhil (3y) cenderung pendiam dan kalem dibandingkan dengan Asyraf. Memang dia tidak seaktraktif Asyraf. Dalam mempelajari matematika logis dia banyak belajar dari kakaknya. Walaupun masih mengenal angka satu sampai lima saja, saya sudah bersyukur Alhamdulillah. Dia banyak meniru kakaknya. 

Pernah suatu ketika dia meminta kue ke saya. Sambil mengankat tangan dengan dua jari dia bilang, "Dua Mi ya....". Walaupun permintaan sederhana tapi ekspresinya menggemaskan.
------------------------------------------------------------------------------

-Cerita Shafiyah-

Karena Shafiyah masih enam bulan, saya hanya sering bercanda dan bernyanyi dengan dia. Dia sangat senang jika diajak bernyanyi. Mulai bernyayi nina bobok, pok ame-ame, dan dua mata saya. Dari situlah perlahan-lahan mengenalkan matematika logisnya.
--------------------------------------------------------------------------------

Demikian cerita ringkas saya. Bismillah ke depan akan ada cerita lain lagi.

Senin, 17 Juli 2017

Aliran Rasa Game Level 5

Juli 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah wa syukurillah akhirnya bisa menyelesaikan game tantangan ini walaupun agak sedikit kecewa karena terlambat melaporkannya lantaran kelelahan dan ketiduran. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi.

Kali ini tantangan tentang meningkatkan minat baca pada anak-anak khususnya dan anggota keluarga umumnya dengan menggunakan pohon literasi. Alhamdulillah anak-anak antusias mengikutinya, bahkan semangat ketika dibacakan buku. Melalui game ini saya banyak belajar mengenai anak-anak, antara lain bagaimana belajar untuk bisa membuat mereka suka baca, bagaimana belajar untuk menghilangkan rasa bosan ketika anak-anak meminta dibacakan buku yang sama setiap harinya, dan bagaimana menghilangkan rasa kantuk yang mendera ketika akan membacakan buku sebelum anak-anak beranjak tidur.

Dari hal-hal yang bisa saya pelajari di atas, akan saya tuliskan poin-poinnya di bawah ini:

1. MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK. Sebelumnya kita harus paham dahulu anak memiliki kapasitas yang bagaimana. Kebetulan semua anak saya masih belum bisa membaca. Sehingga untuk menumbuhkan ketertarikan mereka saya memilihkan buku yang banyak berisi gambar dan sedikit tulisan. Dari cerita yang akan kita baca ini akan merangsang pertanyaan-pertanyaan dari anak dan imajinasi anak

2. ANAK-ANAK SUKA MENGULANG BUKU YANG SAMA.
- Jangan bosan ya jika anak-anak meminta dibacakan buku yang sama setiap harinya. Bersyukur saja bunda, itu tandanya anak-anak sudah mulai tertarik dan ingin mencerna baik-baik ceritanya. Nantinya dia akan hafal dan merangsang banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya. Jika sudah demikian, berkreasilah dan bunda juga harus ikut berimajinasi.
- Supaya kitanya tidak bosan, coba bacakan dengan intonasi yang berbeda setiap harinya. Dengan demikian kita menjadi semangat dan anak-anak makin antusias. InsyaAllah lambat laun anak akan paham isi cerita yang dibacakan dan biasanya besok ingin diceritakan lagi buku yang sama. Hehehe..
- Selain itu adakan tanya jawab sehingga mereka juga berperan aktif untuk bercerita. Misalnya dengan petanyaan seperti ini, "Coba Asyraf ini gambar apa? " atau, "Sehabis pergi hujan-hujanan mereka pergi ke mana lagi ya? ". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga akan merangsang imajinasi mereka juga.

3. BAGAIMANA KALAU KITA MENGANTUK?
Nah, ini yang susah-susah gampang.
- Sebelum mulai bercerita, usahakan bereskan dulu kepentingan atau urusan kita jadi kita bisa fokus.
- Kalau ngantuk sudah melanda, berwudhulah... Basuh wajah kita biar segar
- Berceritalah dengan riang, jangan dengan posisi tidur, tapi sambil duduk sehingga kita bisa dengan bebas menggerakkan anggota tubuh kita yang lain. Nah, dengan bergerak ini kantuk bisa diredam.

Sekian coretan saya kali ini tentang aliran rasa game level 5 ini. Semoga bermanfaat untuk bunda sekalian. :)

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst
#GameLevel5
#AliranRasaBunSay

Mainan Mentah dan Mainan Jadi

Juli 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah wa syukurillah...
Allah masih memberikan saya waktu untuk membersamai anak-anak. Disaat saya sepi job menggambar, saya tak merasa miskin karena tak ada pemasukan, justru saya merasa kaya karena bisa bersama anak-anak, seutuhnya memiliki mereka.

Beberapa waktu membersamai mereka, ada banyak hal yang saya pelajari dan saya aamati dari mereka, diantaranya adalah tentang mainan mereka.

Benar kata bu Elly Risman, bahwa sebaiknya memberikan mereka mainan "mentah" dari pada mainan jadi. Maksudnya memberikan mereka sesuatu di sekitar kita yang bisa digunakan oleh mereka untuk berimajinasi menjadi sebuah mainan jadi versi mereka. Yup... Dengan memberikan benda-benda di sekitar kita sebagai mainan mereka membuat daya imajinasi mereka semakin tak terbatas.

Akhirnya saya paham kenapa setiap kali saya membelikan mainan jadi entah itu berupa mobil-mobilan, robot, atau apapun itu pasti dibongkar pasang oleh anak-anak hingga bentuknya tak beraturan. Hal ini kemungkinan anak-anak ingin mengeksplorasi imajinasinya dan menuangkannya dalam bentuk mainan yang ingin dia buat.

Oleh karena itu saya enggan membelikan mereka berupa mainan jadi, lebih suka membelikan mereka mainan mentah seperti lego, puzzle, dan sejenisnya sehingga bisa mengeksplor imajinasi mereke. dari satu paket lego mereka bisa membuat berbagai macam bentuk, mulai dari mobil, bus, kereta, truk, hingga jerapah ataupun gajah.

Oiya, saya mendapat ilmu baru lagi, nih bahwa dengan bermain lego dan puzzle membantu anak dalam menstimulasi matematika logisnya yaitu berupa pengenalan warna dengan mengelompokkannya dan belajar mulai berhitung dengan sederhana.

oke, sekian dulu curhatan saya, selamat beraktifitas kembali.

Rabu, 05 Juli 2017

Rumah, Sekolah, dan Pendidikan

Juli 05, 2017 0 Comments
🏡RUMAH, SEKOLAH dan PENDIDIKAN🏡

oleh : Septi Peni Wulandani

Usai Libur lebaran, ternyata tidak membuat redup semangat para Fasilitator Nasional Ibu Profesional untuk kembali belajar, belajar dan belajar.

Saat diskusi dengan para Ibu  Profesional di kelas fasilitator nasional Bunda Sayang #1, salah satu topik yang kami bahas adalah mengapa saat ini banyak orang yang berpendidikan tinggi, tetapi perilaku ilmiahnya rendah. Seperti mudah sekali mempercayai berita hoax, menyebar ujaran kebencian, melakukan plagiasi tulisan/hasil karya orang lain, mudah sekali menyebar broadcast yang diawali dengan kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa melihat kebenaran isi suatu berita dan tidak tahu sumbernya dari mana.

Salah satu kesimpulan yang kami ambil saat diskusi tersebut adalah ternyata antara  pendidikan dengan  institusi sakralnya yaitu sekolah atau rumah sedang berpisah ranjang. Tidak banyak sekolah yang menerapkan proses pendidikan yang benar di dalamnya, hanya sekedar menggugurkan kewajiban untuk mengejar kurikulum dan mengajar siswanya sesuai jam yang sudah ditentukan. Demikian juga tidak banyak  rumah yang melakukan proses pendidikan untuk seluruh anggota keluarganya.  Rumah tidak beda fungsinya dengan sebuah halte,  hanyalah sekedar bentuk fisik tempat seluruh penghuninya kumpul dan setelah itu pergi sesuai tujuan masing-masing.

Lalu kemana anak-anak kita mendapatkan proses pendidikan? kalau dua institusi sakral yaitu rumah dan sekolah, yang harusnya mendidik mereka ternyata tidak menjalankan perannya dengan benar.

Tidak perlu menunggu sebuah sistem untuk berubah, kita bisa memulainya dari diri kita dan keluarga kita.

Ingat,

" for Things to CHANGE, I must CHANGE FIRST "

Darimana mulainya? dari hal sederhana saja yaitu rangsang rasa ingin tahu anak dan  latihlah anak-anak membuat pertanyaan, karena selama ini yang ada di sebagian besar sekolah dan rumah, banyak anak-anak yang dilatih untuk menjawab pertanyaan.

" Mendidik itu bukan membuat anak bisa menjawab 1000 pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya, namun membuat anak bertanya 1 pertanyaan yang membawanya menemukan 1000 pengetahuan "


Selasa, 20 Juni 2017

Maafkan Umi.. (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day12)

Juni 20, 2017 0 Comments
bismillahirrahmanirrahim..

Untukmu, Anak-Anakku...

Apa yang umi berikan hari ini, mungkin bukanlah apa-apa
Dan apa yang umi berikan, juga tak seberapa
Tapi jauh dari lubuk hati umi, berharap sesuatu yang terbaik untuk dunia dan akhiratmu

Maafkan umi atas omelan yang selama ini membuatmu bosan sehingga tak kau hiraukan
Maafkan umi atas cubitan atau pukulan sayang yang mendarat mesra di tubuhmu
Karena sesungguhnya umi ingin mengingatkanmu
Dan umi akan terus belajar dan belajar lagi tuk memperbaiki semua
Maafkan umi atas ketidaksempurnaan ini...



* sudah ah nangisnya... Teringat kejadian malam ini yang sempat nolak diajak anak-anak untuk membacakan cerita lantaran mengantuk dan kelelahan. Akhirnya dibacakan dengan hati merasa terpaksa... Astaghfirulloh... Endingnya saya ketiduran dan untungnya anak-anakpun juga.

Senin, 19 Juni 2017

Hasil Membaca (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day11)

Juni 19, 2017 0 Comments
Bismillah...

A: Mi... Mi... Lihat Mi... Ini gajah, trus yang ini jerapah. Ini buaya dan ini singa. Bagus kan, Mi?
S: Waaahh.. Iya bagus

Itulah obrolan kami kemarin. Mungkin apa yang dibuat Asyraf sederhana tapi paling tidak dia mendengarkan tentang apa yang saya ceritakan dari buku. Dia mempraktekkan bentuk binatang yang dia lihat baik dari buku ataupun dari gambar di tv.
Semoga menjadi anak sholeh ya le..


Sabtu, 17 Juni 2017

Kejutan (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day10)

Juni 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah..setiap saat mendapatkan kejutan dari anak-anak supaya gemar membaca. Tanpa saya tawari anak-anak sekarang meminta untuk dibacakan buku walaupun buku yabg dibacakan selalu sama. Bismillah.. Semoga senantiasa istiqomah sayang..

InsyaAllah kalau ada rejeki akan saya belikan buku bacaan yang ringan dan banyak pelajaran yang bisa diajarkan untuk anak-anak seperti budi pekerti karena saya memiliki masalah di bidang tersebut.

Oiya.. Berhubung buku yang dibaca anak-anak sama sepanjang masa (karena gak mau pindah ke buku lain), maka pohon literasinya daunnya belum bertambah. Semoga tambah rimbun, pohon..

Jumat, 16 Juni 2017

Generasi Cinta lIterasi (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day9)

Juni 16, 2017 0 Comments
Bismillah...

Ahamdulillah tantangannya sudah nemasuki dari ke-9 dan perlahan-lahan anak-anak sudah mulai mengenal dengan buku dan minta dibacakan.

Hal itu terbukti pada siang tadi. Anak-anak menghampiri saya membawa buku untuk dibacakan. Baiklah, sebelum tidir siang saya bacakan.

Selain itu ketika berada di mobil perjalanan buka puasa bersama mereka sangat antusias sekali untuk dibacakan cerita dari aplikasi di hp.

Semoga anak-anak menjadi bagian dari orang-orang yang cinta literasi.


Kamis, 15 Juni 2017

Perkenalan dengan Menulis

Juni 15, 2017 0 Comments
Bismillah...

Kami bertiga adalah sahabat lama. Saling kenal dan brsahabat dari jaman sekolah, kala itu masih SMP kelas 3. Entah bagaimana awal mulanya, kami menjadi teman dekat. Walaupun sempat terpisah selama SMA dan kuliah, kami selalu meluangkan waktu tuk berkumpul.

Masing-masing dari kami mengerti bagaimana karakter masing-masing. Masing-masing dari kami satu frekuensi hati dan pikiran. Jika ada yang kurang berkenan, selalu kita sampaikan dan tanpa menyinggung ataupun tersinggung. Jika marah pernah muncul, tak lama tawa pun menyusul.

Ternyata sudah 17 tahun kita bersama, Sahabatku...
Karena merekalah saya ikut tantangan menulis ini. Berharap kelak persahabatan kami akan tetap abadi, tersimpan dalam bentuk tulisan.

Disini bertemu dengan kawan baru, walaupun beberapa terpaut usia cukup jauh tapi tetap menyemangati satu sama lain, walaupun berbeda tempat tinggal banyak hal yang bisa dibagi.

Disini saya mendapat ilmu baru, walaupun masih belum menjadi ahli menulis, tapi saya cukup puas karena segudang ilmu menulis yang saya dapat. Bismillah... Semoga berkah

Terimakasih untuk teman-teman Squad4 yang saling menyemangati dan berbagi.

Membuat Bayangan (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day8)

Juni 15, 2017 0 Comments
Bismillah...

Buku yang dibaca anak-anak kali ini adalah buku tentang membuat bayang-bayang. Sebenarnya buku ini menggunakan bahasa Inggris. Tapi karena anak-anak tidak tahu jadi saya membaca sekaligus menerjemahkan ke bahasa Indonesia.

Isi bukunya mengenai kisah kapten Hook yang mengira akan menemukan harta benda namun ternyata hanya bayangan saja.

Setelah membacakan buku kemudian dikanjutkan dengan praktek. Jadi, membaca buku sekaligus mempraktekkannya membuat bayang2


Oiya, sampai lupa. Umi sedang membaca buku apa y? Rahasia.. Umi sedang ingin meneruskan membaca buku sejarah. Semoga besok sudah khatam membacanya.

Rabu, 14 Juni 2017

Kearifan Lokal Desain Waduk Gunungrowo Pati

Juni 14, 2017 0 Comments
Berbicara tentang kearifan lokal, sesungguhnya banyak yang bisa kita gali untuk membuat sebuah ide desain baru dalam sebuah rancangan bangunan. Mengapa kearifan lokal harus tetap ditampilkan, karena kearifan lokal tersebut merupakan cerminan dari nilai sosial maupun kondisi alam setempat. 



Kali ini saya akan membahas tentang desain perencanaan kawasan wisata yang pertama kali saya desain yang berjudul Taman Wisata Tirta. Lokasi perencanaan dan penelitian berada di objek wisata Waduk Gunungrowo Indah, desa Sitiluhur, kecamatan Gembong, kabupaten Pati, Jawa Tengah dengan luas site ±320 Ha. Sebenarnya Waduk Gunung Rowo ini memiliki view yang menarik yaitu mengarah ke dataran tinggi Gunung Muria. Namun karena pengelolaan yang kurang maksimal mengakibatkan waduk ini tampak tidak terawat.

Konsep perencanaan kawasan yang saya buat adalah ECO FRIENDLY dimana bangunan maupun penataan bangunan harus ramah pada lingkungan dan memunculkan nilai-nilai lokalitas daerah setempat.

Lokasi Asli



KONSEP PENATAAN MASSA BANGUNAN

Konsep penataan massa bangunan ini tidak sembarangan karena harus melihat hasil analisa pemanfaatan lahan, view yang menarik, dan peraturan setempat sehingga menghasilkan desain yang  ECO-FRIENDLY. Hasil akhir analisa ini saya membuat pemetaan kawasan, mana yang akan dibangun  (area MAN MADE FEATURES) dan mana yang harus tetap dibiarkan alami (area NATURAL FEATURES).
Pada area MAN MADE FEATURES akan dibangun bangunan seperti penginapan, rumah makan, taman, museum, yang bertujuan untuk aktivitas rekreasi dan edukasi. Sedangkan area NATURAL FEATURES  sengaja dibiarkan karena bertujuan untuk konservasi.

Pembagian Area
KONSEP MASSA BANGUNAN

Di sini saya memunculkan kearifan lokal setempat yaitu menggunakan atap jawa yaitu atap kampung. Selain itu bentuk bangunan panggung bertujuan untuk sirkulasi udara dan disesuaikan dengan bentuk lahan yang berkontur. Massa bangunan yang akan didesain pada site harus memenuhi kriteria tema yang sebelumnya telah ditentukan, antara lain:






Dari konsep yang memasukkan unsur kearifan lokal tersebut maka munculah desain kawasan yang terpadu, fungsional dan sesuai dengan kondisi alam setempat. Keinginan besar saya semoga desain ini bisa terwujud suatu saat nanti, bukan untuk saya, tapi untuk masyarakat sekitar, sehingga kearifan lokal terjaga, perekonomian warga terangkat, dan dapat menjadi nilai tambah Waduk Gunungrowo dan kota Pati.

Semoga menginspirasi.

Jangan Lelah Mengajarkan Membaca (Tantangan Bunda Sayang Level 5 #day7)

Juni 14, 2017 0 Comments
Bismillah...

Pernah timbul rasa malas dan lelah saat menemani ananda belajar, Bunda? Iya, pastinya dan itu sekarang yang saya rasakan. Seharian bejibaku dengan tugas domestik dan pekerjaan, belum lagi dengan tingkah polah anak-anak yang sangat extra perhatian membuat fisik kita lelah, pikiran kita jadi penuh amarah, inginnya sendirian saja, istirahat menghabiskan waktu sendiri untuk me time.

Tapi tak boleh stop Bunda...

Saya mau sedikit berbagi hasil membaca dengan anak-anak barusan. Sebetulnya saya dalam kondisi lelah dan mengantuk, tapi saya masih punya tanggungan komitmen. Tanggungan itulah yang membuat saya tidak boleh malas. Itu yang pertama. Yang kedua, saya menawari anak-anak untuk membaca, maukah? Kalau lelah saya tak memaksa. Dan ternyata mereka antusias. Keantusiasan mereka itulah hal kedua yang membuat saya semangat. Baca, baca, dan baca... Akhirnya bisa membaca tiga cerita dalam satu aplikasi kumpulan cerita bergambar anak. Kalau tidak saya stop mereka akan meminta terus membaca. Alhamdulillah...

Komitmen dan ingin melihat anak-anak semangat itulah kuncinya supaya kita kuat dan tidak menyerah karena lelah.

*masang daunnya InsyaAllah besok pagi, sekarang istirahat dulu...



Add caption


Follow Us @lailie.anwar