Minggu, 30 Juli 2017

Istiqomah (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day10)

Juli 30, 2017 0 Comments
Bismillah..

Alhamdulillah tantangan kali ini sebenarnya tidak susah untuk Asyraf, sedikit perjuangan untuk Fadhil,  dan kebungungan untuk Shafiyah karena masih bayi.

Yang paling berat adalah tantangan terhadap diri sendiri. Kadang waktu rasanya sempit atau bahkan fisik ini terlalu lelah.

Seperti biasa, Asyraf selalu suka menulis angka-angka. Terus terang saya tidak mempush dia untuk belajar menulis dan berhitung. Ketika dia ingin, saya akan memfasilitasinya.

Begitu juga sengan Fafhil.. Saya hanya mengenalkan hal-hal dasar seperti memulai menghitung barang.
---------

Malam sebelum tidur Asyraf selalu menceritakan tentang temannya dan sesekali belajar menghitung. Kali ini dia belajar berhitung dengan shafiyah. Sebelum menidurkan sang adek, dia mulai dengan menghitung.

Jumat, 28 Juli 2017

Cinta Tak Sesederhana Matematika (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day9)

Juli 28, 2017 0 Comments
Bismillah..

Dalam tantangan kali ini alhamdulillah saya tak banyak menemui kesulitan untuk merangsang keingintahuan Asyraf terhadap matematika. Mungkin karena memang tahapannya, dia mulai tertarik belajar angka, mulai dari mengenal bilangan, cara penyebutannya, hingga cara penulisannya ingin dia pelajari.

Siang tadi saya sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas. Tiba-tiba dia meminta dituliskan angka-angka di bukunya yang nantinya akan dia tebali.

"Capek.. Lelah.. Kepikiran pekerjaan.. Itu yang ada di pikiran. Tapi, tetap bertahan Lely.. Jangan marah, jangan emosi. Kan enak dirimu tak perlu engajak karena anaknya sudah inisiatif sendiri.."

Melihat semangatnya, membuat hati saya luluh... Ternyata dia bisa tanpa dipaksa. Saya tinggal ngikut saja apa yang dia mau, apa yang dia perlu.


Alhamdulillah untuk anak pertama. Tapi untuk anak kedua harus gass poll semangatnya. Karena berbeda karakter tentu berbeda pula penanganannya. Tapi tetap semangat!!

Kamis, 27 Juli 2017

Rehat di Saat Lelah (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day8)

Juli 27, 2017 0 Comments
Bismillah...

Mengurus tiga anak, menyelesaikan pekerjaan rumah, disambi dengan kerja freelance terkadang memicu emosi yang meledak-ledak. Susah untuk berfikir jernih, inginnya meluapkan emosi. Disaat itu butuh sujud panjang untuk menjatuhkan kesakit yang terasa di kepala. Di saat itu pulalah kita butuh tangisan meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Istighfar yang banyak karena mungkin semua itu karena salah dan dosa kita.

Innallaha ma ana.. Ishbir Lely.. Ishbir

Ah, tak ada guna meratapi karena itu semua memang sudah kewajiban yang harus dijalani.

Relax...

Tiba-tiba melihat Asyraf mengutak-atik kardus bekas dengan lakban membuat saya tergelitik. Saya tanya apa yang dia kerjakan, dia menjawab sambil serius seolah tak menghiraukan. Lantas saya ikut bermain kardus dan lakban bersama dia. Dia berkata kalau ingin membuat mobil-mobilan. "Aduh nak... Ribet malam-malm gunting kardus", batin saya berkta.

"Acap... Kita membuat angka saja yuk?! Kita buat angka-angka dari lakban nanti ditempel di kardus". Akhirnya dia mengiyakan.

Saya mengguntingi lakban, Asyraf yang menempelkan. Sesekali saya bantu merapikan dan memberikan arahan. Yeay.... Good job boy...

Ternyata dia belajar mengenali angka, kemudian menukiskannya, dan kemudian berimprovisasi. Dia membuat angka sesuai yang dipahaminya.

Alhamdulillah.. :)



Rabu, 26 Juli 2017

Ya Allah.. Saya Sangat Sibuk Hari Ini (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day7)

Juli 26, 2017 0 Comments
Bismillah...

Banyak pr yang harus saya selesaikan hari ini membuat saya lalai menuliskan laporan tantangan kali ini. Sedih... Rasanya tak ada peningkatan dari tantangan lalu. Membuat saya patah semangat.

Kembali saya berfikir, untuk apa sih mengoleksi badge segitu banyaknya tapi tak istiqomah? Kalau tujuan saya hanya untuk memperoleh penghargaan dari manusia sepertinya saya harus banyak-banyak istighfar.

" Lely... Hari ini dirimu sudah melakukan banyak kemajuan dibanding kemarin. Lihat saja, kamu berusaha tetap tenang dan beristighfar serta tanpa mengeluarkan kata bentakan kepada Fadhil yang sukses memecahkan keramik galon dan menumpahkan separuh isinya. Lihat kan..?! Kau membersihkan serpihan pecahan itu tanpa mengeluh, tanpa menyalahkan, tanpa mengkambinghitamkan orang lain. 
Lihat juga dirimu masih bisa mengamati dan memberi pujian Asyraf yang belajar menggambar sekaligus belajar mengenal angka sedangkan dirimu sibuk mengerjakan deadline pekerjaan. 
Masih belum puas?? Kau juga sudah menyelesaikan pekerjaanmu sesuai yang kau targetkan. 
Tak penting dapat bedge atau tidak, yang jelas kau sudah berusaha sebaik mungkin. Allah telah menyiapkan bedge terbaiknya untukmu, yaitu bedge sebagai ahli surga. Mau?? Maka, jangan harapkan hasilnya nikmati saja prosesnya."

Ya Allah... Saya masih merasa bangga dan berharap dengan pujian manusia. Ternyata saya tak ikhlas...

Selasa, 25 Juli 2017

Menulis Angka dan Mengenal Dimensi (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day6)

Juli 25, 2017 0 Comments
Bismillah..

Malam hari ketika saya harus lemburan dia mulai belajar menulis lagi. Kali ini saya tidak menyuruh dan memberi contoh langsung. Sehabis berebut buku dengan saudaranya dia menepi sendiri menulis sesuatu. Ternyata dia menulis angka-angka satu sampai dua puluh.

Setelah menulis angka dia mendiktekan kepada saya supaya menirukan dia menyebut angka-angka yang baru dia tulis.

Oke... Umi manut..
"one.. Two.. Three.. Etc.. "
"dua belas... Tiga belas... Empat belas... Etc.. "

Dari situ saya sempat mengoreksi tulisannya. Ternyata ada beberapa yang terbalik. It's ok... Next time kita ulang lagi.

Dan tiba-tiba sebelum tidir dia bilang, "Aku pendek.. Adek sofi kecil.. Kalau umi besar... Abi juga besar". Hahaha...

Sudah yuk Asyraf... Kita tidur...

Senin, 24 Juli 2017

Menstimulasi Matematika Logis (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day5)

Juli 24, 2017 0 Comments
Bismillah...

Setiap hari selalu syukur saya panjatkan karena memiliki anak yang lucu-lucu. Walaupun kadang merasa lelah tapi tetap memghibur. Banyak kejutan-kejutan yang diberikan.

Ketika ingin menidurkan si bungsu, si sulung Asyraf meminta saya menuliskan angka 13 di buku yang dia bawa. Saya bilang, "menulis sendiri ya... 13 itu kan dari angka 1 dan 3", terapi dia ngotot minta dituliskan. Okelah..  Ternyata minta dituliskan lagi angka 14 dan seterusnya.

Usut punya usut ternyata dia menggambar kereta yang ada nomernya seperti thomas. Setiap dia membuat kereta dia beri nomer berurutan.

Malam harinya sebelum tidur dia juga bercerita tentang tayangan Upin Ipin yang kehilangan anak ayam. Dia bercerita sambik sambil saya ajari sedikit-dikit berhitung. Saya tanya berapa anak ayamnya dan berapa yang hilang dan seterusnya.

Ternyata banyak sekali yang diceritakan.. Melebar kemana-mana. Sampai saya tulis tulisan ini pun diprotes sama dia. "Umi kok mainan hp lagi..."

Hah?! Yaudah saya sudahi ceritanya sampai di sini.

Minggu, 23 Juli 2017

Mengenal Bentuk Geometri (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day4)

Juli 23, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebelum bobok kita main yuk, Nak..
Kali ini saya ingin mengenalkan bentuk-bentuk geometri sederhana untuk anak-abak, seperti lingkaran, segitiga, persegi,  dan persegi panjang.

Pengenalan ini saya ajarkan melalui lagu dan simulasi bentuk dengan tangan.

Yuk kita mulai nyanyinya..

" lingkaran seperti roda sepeda,
Segi empat seperti roti tawar,
Persegi panjang seperti pintu rumah, 
Segitiga seperti gunung.. "


Ahamdulillah... Pada antusias semua :)
Tapi masih aja bertengkar antara Asyraf dan Fadhil karena berebut difoto.

Besok belajar lagi ya, Nak...

Sabtu, 22 Juli 2017

Main Lagi (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day3)

Juli 22, 2017 0 Comments
Bismillah...

Walau mainannya sama, tetapi hasilnya berbeda. Setiap hari Asyraf bermain puzzle yang sama namun bentuk yang dihasilkan selalu berbeda. 

Kali ini dia membuat kubus dari pizzle tersebut. Kubus yang dibut cukup banyak. Ternyata dari kubus tersebut akan dibuat sebuah bentuk mirip seperti gunung yang dia sebut "batu kaya terowongan g bisa lewat". Nah lho... Apa coba?  Maksudnya adalah batu yang menghalangi terowongan. 


Alhamdulillah.. Dari sini saya mencoba mengerti sampai mana kemampuan dia berimajinasi dengan bentuk geometri. Besok buat yang lain lagi ya nak? 
------------

Setelah Asyraf sekarang cerita Fadhil. Dia sempat jengkel kenapa balok yang dibuatnya tak bisa saling menempel. Yaiya lah nak.. Kan tidak ada pengait atau lemnya..  Sabar ya nak, jangan marah-marah.  :)

Jumat, 21 Juli 2017

Mengenal Angka (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day2)

Juli 21, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sore hri ketika di kamar...

"Satu... Dua... Tiga... ", kata saya diikuti oleh Asyraf dengan melanjutkan hingga sepuluh. Setelah itu dia melanjutkan dengan versi inggrisnya.
Kemudian dia melanjutan, " Sebelas.. Dua belas.. Tiga belas.. Empat belas.. Lima belas... " dan kemudian dia terhenti sambil berfikir apa kelanjutannya dan saya membantunya perlahan. Tapi ternyata dia malah berkata "sixteen.. ". Hahahaha... Lucu kamu nak, kelanjutannya enam belas malah dijawab sixteen..

Alhamdulillah sudah mulai paham sampai lima belas.. Besok lanjut lagi ya, nak?!

Foto day 1 tentang menyusun puzzle berbentuk angka

-------------

Sebelum tidur...

"Mi... Dinosaurus itu telinganya kecil y?"
"Iya.. ". Jawab saya.. Kemudian dilanjutkan dengan bercerita tentang berbagai macam binatang. Biasanya dilanjutkan dengan cerita tentang gajah yang hidungnya panjang, jerapah yang lehernya panjang, dan ujung-ujungnya minta ke kebun binatang.

InsyaAllah ya nak.. Semoga umi ada kelebihan rejeki. Aamiin

Percakapan itu berlanjut sampai dia bercerita bahwa nanti dia kalau sudah besar naik sepeda ke sekolah. Lantas saya bertanya, kalau udah gedhe itu bagaimana? Jawabnya, "panjang.. " sambil mengankat salah satu tangannya. "Owalah le... Itu bukan panjang istilahnya, tapi tinggi.. Hehehe"

Sudah ah... Yuk bobok..



Kamis, 20 Juli 2017

Everyday is Cerita (Tantangan Bunda Sayang Level 6 #day1)

Juli 20, 2017 0 Comments
Bismillah...

-Cerita Asyraf-

Sebenarnya Asyraf (5y) sudah sering bercerita tentang hasil karyanya yaitu berupa menyusun lego atau puzzle dengan menyerupai berbagai bentuk seperti kendaraan ataupun binatang. Tapi kali ini ceritanya bertambah banyak. Dia mulai menceritakan tentang pengalamannya di sekolah, bertemu teman-teman baru, diajarkan hal baru (sebetulkan bukan benar-benar baru karena dia sudah memahami) seperti berhitung dan mengenalkan huruf hijaiyyah di sekolahnya. 

Sepulang sekolah Asyraf langsung menyusun puzzlenya dan tara... 
"Mi..lihat mi.. ini berapa? Ini eight, Mi.", katanya sambil menunjukkan mainan puzzlenya.
"Ini zero... kalau five benar seperti ini, Mi?", tanyanya sambil membawa puzzle. Lantas saya koreksi bentuknya.

Alhamdulillah, setiap hari disuguhi hal-hal menarik dari Asyraf. Sebagai ibu, saya merasa senang dia mulai paham tentang angka-angka, tapi saya tidak memaksa dia untuk pandai berhitung. Mengenal angka-angka dengan bahasa Indonesia dan Inggris saja saya sudah senang luar biasa.
--------------------------------------------------------------------------------

-Cerita Fadhil-

Fadhil (3y) cenderung pendiam dan kalem dibandingkan dengan Asyraf. Memang dia tidak seaktraktif Asyraf. Dalam mempelajari matematika logis dia banyak belajar dari kakaknya. Walaupun masih mengenal angka satu sampai lima saja, saya sudah bersyukur Alhamdulillah. Dia banyak meniru kakaknya. 

Pernah suatu ketika dia meminta kue ke saya. Sambil mengankat tangan dengan dua jari dia bilang, "Dua Mi ya....". Walaupun permintaan sederhana tapi ekspresinya menggemaskan.
------------------------------------------------------------------------------

-Cerita Shafiyah-

Karena Shafiyah masih enam bulan, saya hanya sering bercanda dan bernyanyi dengan dia. Dia sangat senang jika diajak bernyanyi. Mulai bernyayi nina bobok, pok ame-ame, dan dua mata saya. Dari situlah perlahan-lahan mengenalkan matematika logisnya.
--------------------------------------------------------------------------------

Demikian cerita ringkas saya. Bismillah ke depan akan ada cerita lain lagi.

Senin, 17 Juli 2017

Aliran Rasa Game Level 5

Juli 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah wa syukurillah akhirnya bisa menyelesaikan game tantangan ini walaupun agak sedikit kecewa karena terlambat melaporkannya lantaran kelelahan dan ketiduran. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi.

Kali ini tantangan tentang meningkatkan minat baca pada anak-anak khususnya dan anggota keluarga umumnya dengan menggunakan pohon literasi. Alhamdulillah anak-anak antusias mengikutinya, bahkan semangat ketika dibacakan buku. Melalui game ini saya banyak belajar mengenai anak-anak, antara lain bagaimana belajar untuk bisa membuat mereka suka baca, bagaimana belajar untuk menghilangkan rasa bosan ketika anak-anak meminta dibacakan buku yang sama setiap harinya, dan bagaimana menghilangkan rasa kantuk yang mendera ketika akan membacakan buku sebelum anak-anak beranjak tidur.

Dari hal-hal yang bisa saya pelajari di atas, akan saya tuliskan poin-poinnya di bawah ini:

1. MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK. Sebelumnya kita harus paham dahulu anak memiliki kapasitas yang bagaimana. Kebetulan semua anak saya masih belum bisa membaca. Sehingga untuk menumbuhkan ketertarikan mereka saya memilihkan buku yang banyak berisi gambar dan sedikit tulisan. Dari cerita yang akan kita baca ini akan merangsang pertanyaan-pertanyaan dari anak dan imajinasi anak

2. ANAK-ANAK SUKA MENGULANG BUKU YANG SAMA.
- Jangan bosan ya jika anak-anak meminta dibacakan buku yang sama setiap harinya. Bersyukur saja bunda, itu tandanya anak-anak sudah mulai tertarik dan ingin mencerna baik-baik ceritanya. Nantinya dia akan hafal dan merangsang banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya. Jika sudah demikian, berkreasilah dan bunda juga harus ikut berimajinasi.
- Supaya kitanya tidak bosan, coba bacakan dengan intonasi yang berbeda setiap harinya. Dengan demikian kita menjadi semangat dan anak-anak makin antusias. InsyaAllah lambat laun anak akan paham isi cerita yang dibacakan dan biasanya besok ingin diceritakan lagi buku yang sama. Hehehe..
- Selain itu adakan tanya jawab sehingga mereka juga berperan aktif untuk bercerita. Misalnya dengan petanyaan seperti ini, "Coba Asyraf ini gambar apa? " atau, "Sehabis pergi hujan-hujanan mereka pergi ke mana lagi ya? ". Pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga akan merangsang imajinasi mereka juga.

3. BAGAIMANA KALAU KITA MENGANTUK?
Nah, ini yang susah-susah gampang.
- Sebelum mulai bercerita, usahakan bereskan dulu kepentingan atau urusan kita jadi kita bisa fokus.
- Kalau ngantuk sudah melanda, berwudhulah... Basuh wajah kita biar segar
- Berceritalah dengan riang, jangan dengan posisi tidur, tapi sambil duduk sehingga kita bisa dengan bebas menggerakkan anggota tubuh kita yang lain. Nah, dengan bergerak ini kantuk bisa diredam.

Sekian coretan saya kali ini tentang aliran rasa game level 5 ini. Semoga bermanfaat untuk bunda sekalian. :)

#ForThingsToChangeIMustChangeFirst
#GameLevel5
#AliranRasaBunSay

Mainan Mentah dan Mainan Jadi

Juli 17, 2017 0 Comments
Bismillah...

Alhamdulillah wa syukurillah...
Allah masih memberikan saya waktu untuk membersamai anak-anak. Disaat saya sepi job menggambar, saya tak merasa miskin karena tak ada pemasukan, justru saya merasa kaya karena bisa bersama anak-anak, seutuhnya memiliki mereka.

Beberapa waktu membersamai mereka, ada banyak hal yang saya pelajari dan saya aamati dari mereka, diantaranya adalah tentang mainan mereka.

Benar kata bu Elly Risman, bahwa sebaiknya memberikan mereka mainan "mentah" dari pada mainan jadi. Maksudnya memberikan mereka sesuatu di sekitar kita yang bisa digunakan oleh mereka untuk berimajinasi menjadi sebuah mainan jadi versi mereka. Yup... Dengan memberikan benda-benda di sekitar kita sebagai mainan mereka membuat daya imajinasi mereka semakin tak terbatas.

Akhirnya saya paham kenapa setiap kali saya membelikan mainan jadi entah itu berupa mobil-mobilan, robot, atau apapun itu pasti dibongkar pasang oleh anak-anak hingga bentuknya tak beraturan. Hal ini kemungkinan anak-anak ingin mengeksplorasi imajinasinya dan menuangkannya dalam bentuk mainan yang ingin dia buat.

Oleh karena itu saya enggan membelikan mereka berupa mainan jadi, lebih suka membelikan mereka mainan mentah seperti lego, puzzle, dan sejenisnya sehingga bisa mengeksplor imajinasi mereke. dari satu paket lego mereka bisa membuat berbagai macam bentuk, mulai dari mobil, bus, kereta, truk, hingga jerapah ataupun gajah.

Oiya, saya mendapat ilmu baru lagi, nih bahwa dengan bermain lego dan puzzle membantu anak dalam menstimulasi matematika logisnya yaitu berupa pengenalan warna dengan mengelompokkannya dan belajar mulai berhitung dengan sederhana.

oke, sekian dulu curhatan saya, selamat beraktifitas kembali.

Rabu, 05 Juli 2017

Rumah, Sekolah, dan Pendidikan

Juli 05, 2017 0 Comments
🏡RUMAH, SEKOLAH dan PENDIDIKAN🏡

oleh : Septi Peni Wulandani

Usai Libur lebaran, ternyata tidak membuat redup semangat para Fasilitator Nasional Ibu Profesional untuk kembali belajar, belajar dan belajar.

Saat diskusi dengan para Ibu  Profesional di kelas fasilitator nasional Bunda Sayang #1, salah satu topik yang kami bahas adalah mengapa saat ini banyak orang yang berpendidikan tinggi, tetapi perilaku ilmiahnya rendah. Seperti mudah sekali mempercayai berita hoax, menyebar ujaran kebencian, melakukan plagiasi tulisan/hasil karya orang lain, mudah sekali menyebar broadcast yang diawali dengan kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa melihat kebenaran isi suatu berita dan tidak tahu sumbernya dari mana.

Salah satu kesimpulan yang kami ambil saat diskusi tersebut adalah ternyata antara  pendidikan dengan  institusi sakralnya yaitu sekolah atau rumah sedang berpisah ranjang. Tidak banyak sekolah yang menerapkan proses pendidikan yang benar di dalamnya, hanya sekedar menggugurkan kewajiban untuk mengejar kurikulum dan mengajar siswanya sesuai jam yang sudah ditentukan. Demikian juga tidak banyak  rumah yang melakukan proses pendidikan untuk seluruh anggota keluarganya.  Rumah tidak beda fungsinya dengan sebuah halte,  hanyalah sekedar bentuk fisik tempat seluruh penghuninya kumpul dan setelah itu pergi sesuai tujuan masing-masing.

Lalu kemana anak-anak kita mendapatkan proses pendidikan? kalau dua institusi sakral yaitu rumah dan sekolah, yang harusnya mendidik mereka ternyata tidak menjalankan perannya dengan benar.

Tidak perlu menunggu sebuah sistem untuk berubah, kita bisa memulainya dari diri kita dan keluarga kita.

Ingat,

" for Things to CHANGE, I must CHANGE FIRST "

Darimana mulainya? dari hal sederhana saja yaitu rangsang rasa ingin tahu anak dan  latihlah anak-anak membuat pertanyaan, karena selama ini yang ada di sebagian besar sekolah dan rumah, banyak anak-anak yang dilatih untuk menjawab pertanyaan.

" Mendidik itu bukan membuat anak bisa menjawab 1000 pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya, namun membuat anak bertanya 1 pertanyaan yang membawanya menemukan 1000 pengetahuan "


Follow Us @lailie.anwar