Rabu, 05 Juli 2017

# artikel # IIP

Rumah, Sekolah, dan Pendidikan

šŸ”RUMAH, SEKOLAH dan PENDIDIKANšŸ”

oleh : Septi Peni Wulandani

Usai Libur lebaran, ternyata tidak membuat redup semangat para Fasilitator Nasional Ibu Profesional untuk kembali belajar, belajar dan belajar.

Saat diskusi dengan para Ibu  Profesional di kelas fasilitator nasional Bunda Sayang #1, salah satu topik yang kami bahas adalah mengapa saat ini banyak orang yang berpendidikan tinggi, tetapi perilaku ilmiahnya rendah. Seperti mudah sekali mempercayai berita hoax, menyebar ujaran kebencian, melakukan plagiasi tulisan/hasil karya orang lain, mudah sekali menyebar broadcast yang diawali dengan kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa melihat kebenaran isi suatu berita dan tidak tahu sumbernya dari mana.

Salah satu kesimpulan yang kami ambil saat diskusi tersebut adalah ternyata antara  pendidikan dengan  institusi sakralnya yaitu sekolah atau rumah sedang berpisah ranjang. Tidak banyak sekolah yang menerapkan proses pendidikan yang benar di dalamnya, hanya sekedar menggugurkan kewajiban untuk mengejar kurikulum dan mengajar siswanya sesuai jam yang sudah ditentukan. Demikian juga tidak banyak  rumah yang melakukan proses pendidikan untuk seluruh anggota keluarganya.  Rumah tidak beda fungsinya dengan sebuah halte,  hanyalah sekedar bentuk fisik tempat seluruh penghuninya kumpul dan setelah itu pergi sesuai tujuan masing-masing.

Lalu kemana anak-anak kita mendapatkan proses pendidikan? kalau dua institusi sakral yaitu rumah dan sekolah, yang harusnya mendidik mereka ternyata tidak menjalankan perannya dengan benar.

Tidak perlu menunggu sebuah sistem untuk berubah, kita bisa memulainya dari diri kita dan keluarga kita.

Ingat,

" for Things to CHANGE, I must CHANGE FIRST "

Darimana mulainya? dari hal sederhana saja yaitu rangsang rasa ingin tahu anak dan  latihlah anak-anak membuat pertanyaan, karena selama ini yang ada di sebagian besar sekolah dan rumah, banyak anak-anak yang dilatih untuk menjawab pertanyaan.

" Mendidik itu bukan membuat anak bisa menjawab 1000 pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya, namun membuat anak bertanya 1 pertanyaan yang membawanya menemukan 1000 pengetahuan "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @lailie.anwar