Kamis, 30 November 2017

MBUJUK (Tantangan Bunda Sayang Level 10 #day1)

November 30, 2017 0 Comments
Bismillah...

"mi...mi...ading e*k...", terik Asyraf kepada saya. Dia bilang kalau adiknya bab padahal saya tahu kalau tidak dan dia berbohong. Entah dari mana dia mengenal istilah bohong dan mempraktekkannya, yang jelas membuat saya terganggu. kadang dia berkata, "tak bujuki (saya bohongi)" dan ketika saya tanya dari mana bisa ngomong seperti itu dia menjawab dari temannya di sekolah.

Mau marah rasanya lelah dan gak akan didengar juga. Akhirnya saya panggil dia dengan halus dan mendudukkannya di samping saya sambil saya sedikit bercerita. Saya ingatkan kembali akan cerita Upin dan Ipin, yaitu JArjit si Penggembala yang kehilangan dombanya karena berbohong.

Saya   : "Asyraf, sini deh...Umi mau bilang.."
Asyraf: " Gak..nanti Umi marah..."
Saya   : "Enggak... Umi cuma mau bilang kalau bohong itu tak boleh, bukan hal baik. Asyraf ingat gak cerita tentang Jarjit yang memiliki 3 domba? Jarjit berpura-pura ada serigala dan berteriak di depan masyarakat desa. Awalnya masyarakat desa percaya, namun setelah Jarjit tertawa bahwa dia menipu mereka akhirnya masyarakat desa kecewa. Hal itu dilakukan lagi. Hingga masyarakat desa benar-benar tak percaya lagi. Suatu saat, serigala itu datang sungguhan ingin memangsa si domba. Kemudian Jarjit berteriak meminta tolong ke warga. Karena yang lalu Jarjit menipu, akhirnya masyarakat desa tak mau membantu dan sidombapun dimakan satu persatu. Dan jarjit pun menyesal, dia tak mau bohong lagi, supaya dia kembali dipercaya"

Demikian cerita saya yang singkat asalakan dia mendengar. Semoga tidak ada lagi kata mbujuki.



#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination


Sabtu, 25 November 2017

JULID

November 25, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sering dengar kata JULID? Yes, julid itu mungkin bisa diartikan komentar yang tanpa dasar diberikan kepada sesorang yang mungkin kurang disukai. Ibu-ibu pun kadang suka julid kepada sesawa kawan sejawatnya. Atau antar adik kakak pun demikian.

Julid kalau menurut saya itu konotasi dari kritik positif. Mungkin maunya orang yang di"julid"i lebih baik lagi tapi dengan bahasa yang tidak enak dan di muka umum.

Sebenarnya kritik-mengkritik itu sah-sah saja, tapi pasti ada adabnya. Mungkin bagi yang mengkritik enak saja dan mengalir begitu saja, tapi untuk yang dikritik perlu mempersiapkan hati untuk mendengarkannya dan memperbaiki.

Saya pernah mendapatkan omongan tidak menyenangkan dari kakak ipar tentang pakaian saya. Entah gimana awalnya, dia bilang kalau saya pakai pakaian hitam seperti teroris. Mana jilbabnya lebar, pakai gamis pula. Astaghfirulloh... Ngelus dada sebenarnya. Untuk saya cuman bisa senyum. Ingin saya utarakan mengapa saya suka memakai pakaian hitam, tapi untuk apa. Kalaupun dia tabayyun dulu mungkin saya akan bilang bahwa alasan saya memakai pakaian hitam karena saya suka warna hitam dan untuk kamuflase supaya tidak terlihat gemuk. Hehehehe...

Oke, dari kejadian-kejadian yang saya alami dan saya amati, sebnarnya julid tak perlu terjadi. Karena julida itu kritik dengan cara negatif, maka akan kita ubah menjadi kritik positif. Adab mengkritik:

  1. Sebelum mengkritik alangkah baiknya tabayyun terlebih dahulu. Apakah perbuatan yang dilakukan tersebut memang benar dilakukan dan dimaksudnya demikian. Kalau itu tidak, berarti berita yang tersiar bisa menjadi fitnah.
  2. Lakukan kritik dengan sembunyi-sembunyi. Maksudnya jangan di muka umum. Karena siapa tahu kritik yang kita utarakan itu berhubungan dengan aibnya dan kita sendiri pun wajib menjaga aib saudara kita.
  3. Lakukan dengan bahasa yang halus, tanpa menghakimi. Mungkin bisa diawalai dengan pujian terlebih dahulu baru inti kritiknya.



Kreatif Itu... (Aliran Rasa Kelas Bunda Sayang Level 9)

November 25, 2017 0 Comments
Bismillah...

Dalam tantangan ini saya belajar dari anak-anak bahwa keterbatasan yang kita miliki bukan berarti kita bersedih dan tak bisa berkrasi. Dengan mainan yang saya sendiri tidak terlalu banyak membelikan, bahkan hanya membelikan lego, mereka bisa berkreasi. Jika mereka ingin punya mainan dinosaurus, tak perlu membeli, cukup berkreasi dengan lego yang ada. Demikian juga dengan bermain angka. Tak perlu membeli mainan khusus belajar angka, dari kardus susu dan lembaran kertas pun sudah bisa belajar mengurutkan angka.

Demikian dengan ibu. Keterbatasan bukan berarti bersedih hati, bukan berarti tak bisa banyak memberi, bukan berarti miskin cinta kasih. Keterbatasan waktu bukan berarti tidak bisa membersamai, tetapi dorongan untuk kreatif menyusun aktivitas sehari-hari. Keterbatasan materi bukan berati anak diberi makan apa adanya, tanpa harus berupaya, melainkan kreatif memanfaatkan bahan yang ada menjadi sesuatu yang sehat dan lezat.

Dari sini saya belajar, tentang kreativitas dan keterbatasan. Keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk memberikan yang terbaik, tapi sebagai media tuk mendongkrak kreativitas agar semakin naik.

#aliran rasa
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#Thinkcreative

Kamis, 16 November 2017

Kreatif Membagi Waktu (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day10)

November 16, 2017 0 Comments
Bismillah..

Beberapa minggu ini banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan. Mulai dari pekerjaan desain, pekerjaan ke luar kota, pekerjaan dadakan yang tiba-tiba muncul, serta pekerjaan domestik rumah tangga beberapa yang belu terselesaikan.

"wah, gak bisa terus-terusan begini nih.. Harus berbenah", kata saya dalam hari. Harus diatur lagi, ditulus, dijalankan dengan disiplin, tak bisa semaunya.

Saya ingat beberapa waktu lalu mendapat ilmu tentang managemen waktu. Akhirnya saya praktekan. Yang saya lakukan antara lain:

1. Menuliskan semua aktivitas apa saja yang rutin saya jalani setiap hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Semisal bangun tidur langsung sholat, mencuci baju, belanja sayur, memasak, memandikan anak-anak, mengerjakan proyek, update dagangan, dan sebagainya

2. Mengelompokkan aktivitas tersebut yang sekategori. Misalnya memasak, mencuci pakaian masuk ke pekerjaan domestik rumah tangga|mroyek, bertemu klien, upload dagangan merupakn kategori kerja|merawat anak-anak, mandikan anak-anak, murojaah dengan anak-anak, membacakan cerita, bermain saya masukkan kedalam kategori membersamai anak-anak|dan seterusnya.

3. Setelah itu kita rapikan dengan menuliskan kembali aktivitas tersebut sesuai runtutan waktu. Seperti dimulai pukul 04.00-05.00 sholat dan tilawah, 05.00-06.00 domestik rumah (memasak dan mencuci baju), 06.00-07.00 merawat anak-anak (memandikan, menyiapkan sekolah,  dan memberi sarapan), dan seterusnya.


4. Dari masing-masing kategori cari kesulitan yang dihadapi dan membuang waktu lalu uraikan. Dalam hal ini kesulitan saya yaitu selalu bingung memilih menu masakan sehari-hari. Akhirnya saya membuat tabel menu masakan sehingga memudahkan saya untuk mengambil keputusan ingin memasak apa.



Demikian sedikit tips dari saya tentang managemen waktu.

Oiya, bagaimana kabar kreatifitas anak-anak? Alhamdulillah makin kreatif. Fadhil, adiknya Asyraf sekarang suka berkreasi dengan lego sama seperti Asyraf ikut-ikutan membuat dinosaurus.

#kelasbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Rabu, 15 November 2017

Mainan Sendiri (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day9)

November 15, 2017 0 Comments
Bismillah...

Sebenarnya agak sedih saya posting tentang hal ini karena masih merasa belum bisa memberikan banyak untuk anak. Alhamdulillah Allah menitipkan anak yang pengertian, penuh kreatifitas, dan tak putus asa.

Beberapa waktu lalu Asyraf ingin sekali dibelikan mainan dinosaurus. Saya kurang paham bentuk mainannya seperti apa. Dia meminta tapi tak memaksa. Dia terus mengingatkan untuk dibelikan mainan tersebut. Karena saya belum membelikan dengan alasan pasti nanti rusak dam pertimbangan lainnya dia tetap saja meminta. Rasanya seperti diteror sebenarnya.

Tapi, melihat kreatifitas anak-anak saya jadi trenyuh. Walaupun belum punya mainan yg mereka inginkan, tapi mereka berkreasi dengan apa yang ada. Adanya hanya lego dan mereka ingin mainan dinosaurus, maka jadilah dinosaurus dari lego.

Bismillah ya nak... Nanti umi bakalan belikan mainan baru.


#kelasbunsayIIP
#Tantangan10hari
#level9
#thinkcrea

Senin, 13 November 2017

Berkreasilah dalam Menasihati (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day8)

November 13, 2017 0 Comments
Bismillah..

Baru-baru ini viral status tentang keluhan seorang perempuan yang merasa terganggu dengan anak kecil yag berteriak-teriak di public space sedangkan orang tuanya hanya diam saja. Saya baca orang-orang yang berkomentar. Rata-rata tak setuju dengan tulisan tersebut.

Sebenarnya sejak kapan sih anak-anak perlu dikondisikan? Sejak usia berapa anak-anak harus diajarkan tentang adab. Terus terang bagi saya pribadi membiarkan anak-anak ribut sendiri di tepat umum sedangkan orang tuanya hanya diam saja bahkan mengatakan "namanya juga anak-anak" rasanya kurang bagaimana begitu. Paling tidak jika anaknya tidak bisa diam orang tua mengingatkan dn meminta maaf kepada orang sekitar yang terganggu. Dengan meminta maaf berarti kita sebagai orang tua yang mengajarkan adab dan tidak membiarkan orang berprasangka buruk berkepanjangan dengan kita.

Sekarang fokus pada menasihati anak saja ya? Kalau yang ini agak susah-susah gampang. Perlu jam terbang tinggi dan extra sabar tingkat nasional. kalau kita terbawa emosi sedikit saja gagal dah..
Ini pengalaman saya selama menghandle tiga orang anak yang tingkahnya... Yaaahhh.. Begitulah...

"umi!!!!! Bla.. Bla.. Bla..!!! " "bruak!!! "
Omelan Asyraf kepada saya sambil melempar barang. Saya tahan emosi saya, saya atur nafas saya, istighfar, dan mulai berbicara pelan padanya. Saya berpikir, kalau saya marah-marah seperti yang lalu Jelas saya yang salah dan tidak akan selesai. Akhirnya saya berbicara pelan, memberikan nasihat dengan contoh-contoh nyata (berikan contoh yang berdasarkan pengalaman nyata). Kemudian sesekali sisipi humor dan elusan tangan di kepala. InsyaAllah anak akan tenang dan dia bisa bercerita mengapa dia uring-uringan.

Sekian dulu cerita singkat saya.

Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan tantangan kecuali kita bisa menyelesaikannya. Dan tantangan yang harus kita ambil yang diberikan Alah adalah menjadi orang tua. Maka terus belajar dan bersabar sehingga tantangan itu dapat terselesaikan.

#level9
#tantangan 10 hari
#kelasbunsayIIP
#thinkcreative


Jumat, 10 November 2017

Menempel Angka (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day7)

November 10, 2017 0 Comments
Bismillah..

"mi.. Buat ini yuk.. " sambil menunjuk gambar di buku Rumah Main Anak. Waduh, bahan-bahannya gak ada le...

Di dalam buku tersebut ada beberapa tutorial tentang mainan anak-anak yang dapat mengasah kreatifitas anak. Nah, yang Asyraf lihat adalah tentang belajar angka. Beberapa bulan ini doyan bener dia belajar angka. Tanpa saya perintah dan saya mengajari dia sudah hapal dan paham sampai angka 120an..  MasyaAllah..
Saya hanya sekedar menjawab saja kalau dia tak tahu. Saya (bisa dibilang) tidak pernah main tebak-tebakan berapa angkanya, namanya apa,  dan sebagainya.

Kembali ke requestnya anak lanang di atas. Karena bahannya tak ready di rumah, daripada saya janji-janji, saya pakai saja bahan seadanya di rumah. Jika di dalam buku bahan yang dibutuhkan adalah flannel, maka saya ganti dengan kertas dan kardus bekas susu. Jika di sana inti permainannya adalah agar anak bisa dan paham angka 1-10, maka akan saya ganti dengan mengajari Asyraf menggunting sekaligus menempel dan mengurutkan angka sampai seratus.

Alhamdulillah dia antusias. Pekerjaan ini dikerjakan dari malam lanjut pagi.




#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative


Trik Agar Suka Makan Buah (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day6)

November 10, 2017 0 Comments
Bismillah...

Entah kenapa anak saya kurang suka buah dan sayur. Untuk yang nomer dua sebenarnya doyan sekali dengan buah dan sayur wortel, tapi kalau kakaknya no way.

Pernah ketika dia kecil mengalami sembelit karena melanggar pernah makan buah dan sayur. Dari situ saya mulai berfikir bagaimana cara supaya buah dan sayur masuk ke dalam makanannya dan dia suka.

Akhirnya saya menemukan beberapa cara. Sebenarnya ini sepele sekali dan sudah banyak diterapkan. Tapi, semogabtipsnya berguna.

Pertama, cari tau apa makanan kesukaan ananda.

Kedua, olah bersamaan atau menjadi sesuatu yang dia suka tersebut. Misalnya, dia suka sekali dengan coklat. Supaya doyan makan buah, akhirnya saya memasak pisang dicampur coklat. Selain itu, jika dia suka nugget, bisa disisipkan  sayur ketika kita membuat nugget. Atau anak kita doyan es. Kita bisa membiarkannya es yang sehat dari bahan buah-buahan dengan cara dblender atau cukup membekukan buahnya saja.

Ketiga, beri contoh dan kisah teladan tentang manfaat memakan buah dan sayur. Kalau orang tuanya saja enggan memakan sayur bagaimana dengan anaknya. Jadi jangan enggan menyediakan sayuran sebagai menu makan kita dan keluarga sehari-hari.

Berikut ini saya share sedikit tips membuat lahan pisang yang disukai anak-anak. Berhubung anak lertama saya doyan sekali dengan coklat, maka wajib hukumnya menambahkan coklat di hidangan ini.

Bahan-bahan:
1. Pisang, bisa pisang kepok atau raja yang sudah manis.
2. Margarin
3. Gula pasir/gula aren
4. Keju cheddar
5. Messes coklat
6. Susu kental manis (putih/coklat)

Cara membuat:
1. Panaskan wajan dan beri satu sendok makan margarin.
2. Jika sudah panas, masukkan pisang ke dalam margarin leleh tersebut. Masak sampai matang
3. Selagi panas, oles dengan margarin lagi dan taburi gula
4. Terakhir, taburi topping keju dan mesir serta susu kental manis.
5. Jadi deh.. Siap dinikmati.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Rabu, 08 November 2017

Huruf di Mana-mana (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day5)

November 08, 2017 0 Comments
Bismillah

Asyraf sedang belajar mengenal huruf dan angka di sekolahnya. Sepertinya dia begitu interest dan selalu mengulangi ilmu yang dia dapat ketika ada di sekolah.

Kali ini saya dan juga atas kemauan Asyraf sendiri akan membuat games mengenal huruf dan angka yaitu menandai apa saja entah itu perabotan rumah tangga, mainan anak, dan sebagainya yang mirip dengan huruf dan angka tertentu dan menyebutkannya.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Senin, 06 November 2017

Dinosaurus (Tantangan Bunda Saya Level 9 #day4)

November 06, 2017 0 Comments
Bismillah...

Namanya anak-anak ternyata memang betul merupakan peniru ulung. Apa yang dilihat itu yang dilakukan, apa yang didengar itu yang diucapkan, apa yang melintas di pikirannya bisa jadi kreasi yang unik. Yang terakhir ini yang saya alami.

Terus terang saya agak ketar-ketir ketika dia suka buka youtube. Selalu saya awasi apa yang dia tonton. Dan alhamdulillah dia bukan youtube holic, artinya mantengin terus dan tak bisa dilepas. Kalau bosan ya sudah. Kebetulan si sulung, Asyraf, suka sekali lihat robot dan ranger. Dan saya baru tau kalau ada ranger dinosaurus.

Entah bagaimana dia hapal sekali nama-nama dinosaurus dan bentuk/jenisnya bagaimana dari menonton tersebut. Kok saya tau? Iya, dia sering membuat bentuk-bentuk dinosaurus tersebut dengan legonya. Dia sering menunjukkan ke saya seperti misalnya, triceratops yang dia bilang ada tanduknya, stegosaurus yang dia bilang ada duri-durinya di punggung, kemudian tyrex yang katanya jalannya bungkuk dan tangannya di depan.

Dari melihat sesuatu yang baru kemudian dia hafalkan dan dikreasikan dalam bentuk 3d melalui legonya.



#level9
#kuliahbundayIIP
#tantangan10hari
#thinkcreative

Sabtu, 04 November 2017

Robot dan Pesawat (Tantangan Bunda Sayang Level 9 #day3)

November 04, 2017 0 Comments
Bismillah

Pagi ini saya lagi-lagi dibuat mikir oleh Asyraf. Sambil membaqa mainannya dia bilang, "mi, lihat aku punya robot. Robot ini bisa jadi pesawat." "oiya? Coba umi lihat", kata saya sambil penasaran. Ternyata memang betul, mainan semacam lego dia bentuk pesawat dan bisa juga menjadi robot.


Sebenarnya ini sudah sering dia lakukan. Mulai dari membuat dinosaurus dari mainan yang sama, bentuk bus, mobil, dan sebagainya.

Allah menciptakan anak kita lengkap dengan kreatifitasnya. Jadi benar bahwa kreatifitas anak itu tak perlu ditumbuhkan karena anak-anak dari sananya sudah kreatif. Tinggal kita mengasahnya.

Saya pernah mendengar dan membaca ceramah dari bu Elly Risman, bahwa anak-anak usia dini sebaiknya diberikan mainan dalam bentuk mentah. Maksudnya mainan yang bisa dimainkan sesuai dengan imajinasi anak-anak, semisal lego, bombit, play dough, dsb. Memang betul, dari mainan "mentah" tersebut dia bisa mengekspresikan apa yang ada di kepalanya.

Sepanjang yang saya amati, anak-anak itu tingkat penasarannya sangatlah tinggi itulah mengapa mainan seperti mobil-mobilan atau mainan "jadi" lainnya sering dibongkar. Selain itu mereka juga cepat bosan sehingga sering minta mainan baru lagi walaupun yang lama tak rusak. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih mainan semacam lego atau bombit untuk mereka. Alhamdulillah masih bertahan walaupun jumlah legonya mulai berkurang :D

#kelasbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative
#day3

Jumat, 03 November 2017

Oat Mangga (Tantangan 10 Hari Bunda Sayang Level 9 #day2)

November 03, 2017 0 Comments
Bismillah

Ketika siang Shafiyah rewel saat itu saya berpikir mungkin dia kelaparan. Akhirnya bergegas ke kulkas mengambil buburnya yang tadi pagi dibeli. Setiap hari saya selalu membeli bubur organik yang selalu berganti-ganti menunya di dekat rumah. Dan selama ini alhamdulillah Shafiyah doyan. Tapi kenapa buburnya basi?? Astaghfirullah, saya baru teringat mungkin karena saya lupa menaruh ke dalam kulkas begitu selesai di beli. Maklum, buburnya tanpa pengawet, jadi supaya harus di simpan di kulkas.

Sedih, bingung, karena kebetulan di rumah tak ada stok buah yang bisa dimasak. Hanya ada buah semangka. Ditambah lagi tidak ada kendaraan,  dan abinya sedang keluar. Andai ada kendaraan, saya ingin keluar membeli mangga kiloan di pasar dekat rumah.

Oiya, Shafiyah ini anaknya tidak seberapa doyan dengan bubur instan. Jadi saya harus cari cara dan cari resep untuk memasakkan dia manakala tidak bisa membeli bubur organik.

Alhamdulillah akhirnya akungnya Shafiyah datang. Dan alhamdulillah lagi membawa mangga. Cus ke dapur siap-siap peralatan dapur.

Oat mangga ini simpel sebenarnya. Mangga bisa diganti dengan buah lainnya yang aman jika dimasak.


Bahan-bahan:
  1. Oatmeal, sekitar 3 sendok makan. Bisa pakai yang instan atau tidak
  2. Buah mangga. Ambil secukupnya, sekitar 1/3 saja kalau mangganya tidak terlalu besar
  3. 3Susu, sekitar 200ml. Ini bisa pakai susunya si adek, asip, atau kalau adeknya sudah satu tahun bisa pakai skm atau susu full krim.
  4. Gula. Ini bisa diskip


Cara memasak:
  1. Campurkan oat dengan sebgian susu, aduk rata
  2. Blender buah mangga dengan sisa susu yang tidak dicampur dengan oat. 
  3. Setelah itu campur jadi satu oat dan jus mangga
  4.  Masak dengan api kecil sampai mendidih dan oat matang. 
  5.  Setelah itu simpan di wadah dan jika tidak langsung dimakan bisa disimpan di kulkas. 







Semoga menginspirasi.

#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Kamis, 02 November 2017

Belajar Angka dan Huruf (Tantangan 10 Hari Bunda Sayang Level 9 #day1)

November 02, 2017 0 Comments
Bismillah..

Memang ada benarnya bahwa setiap anak Allah anugerahkan kreatifitas. Tinggal kita sebagai orang tua bisa tidak mengembangkan kreatifitas tersebut.

Kali ini saya dikejutkan dengan idenya Asyraf. Belakangan ini dia memang gemar sekali belajar angka dan huruf, mulai dari angka 1 sampai ratusan sudah pernah di tulis sebelumnya dan huruf latin maupun hijaiyyah sudah dia hafalkan. Alhamdulillah.. Semua itu dia lakukan tanpa paksaan atau ajakan dari saya.  Asalkan dia suka dia kerjakan. Kalau dia bosan ya berhenti. Kalau dia bingung maka dia akan bertanya.

Ketika akan tidur siang, tiba-tiba dia menunjukkan "mainan"nya sambil berkata, "ini T ya mi?". Dan saya pun masih keheranan. Kok bisa ya dari 3 buah penjepit pakaian dia belajar mengenal huruf? Selain huruf T dia mencoba membuat yang lain seperti huruf Y, V, dan sebagainya.

Memang selama ini Asyraf belajar mengenal huruf dan angka tidak melalui buku saja, tapi apapun yg dia temui mirip dengan huruf atau angka pasti dia selalu menyebutkannya.

Sekarang, giliran uminya lebih kreatif lagi, supaya anak-anak tak bosan.


#kuliahbunsayIIP
#tantangan10hari
#level9
#thinkcreative

Follow Us @lailie.anwar